sistem politik dan pemerintahan timur leste
MAKALAH
POLITIK
DAN PEMERINTAHAN ASIA TENGGARA
-
TIMOR LESTE -
OLEH
:
SULASRIN
MUH.
FADHEL
M.
INDRA SAPUTRA
JIHAN
ALDAYANSYAH
PROGRAM
STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Ta'ala yang
telah memberikan kita kenikmatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul "SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN TIMOR LESTE". Penyusunan
makalah ini bertujuan sebagai penunjang mata kuliah POLITIK DAN PEMERINTAHAN ASIA
TENGGARA yang nantinya
dapat digunakan mahasiswa untuk menambah wawasan dan pengetahuannya.
Di dalam pembuatan makalah ini banyak pihak yang telah
membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Pertama kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen pembimbing saya karena atas bimbingan dan sarannya
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin banyak terdapat kesalahan-kesalahan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan
kritikan-kritikan dari pembaca, dan mudah-mudahan makalah ini dapat mencapai
sasaran yang di harapkan dan mudah-mudahan makalah ini juga dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Kendari, Oktober
2017
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang .................................................................... 1
1.2. Rumusan
Masalah ............................................................... 1
1.3. Tujuan
Penulisan ................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ( TIMUR LESTE )
2.1. Sistem
Pemerintahan............................................................ 3
2.2. Sistem
Eloktoral .................................................................. 6
2.3. Sistem
Kepartaian ............................................................... 7
2.4. Sistem
Ekonomi .................................................................. 15
2.5. Kebijakan
luar negeri terhadap ASEAN ............................. 17
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
.......................................................................... 18
3.2. Saran
.................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………. 22-24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Timor
Leste merupakan salah satu negara yang berada di kawasan Asia Tenggara yang
juga merupakan negara termuda di kawasan ini. Timor Timur atau saat ini lebih
dikenal dengan Timor Leste merupakan sebuah wilayah bekas koloni portugis yang
dianeksasi oleh militer Indonesia menjadi sebuah provinsi yang pernah menjadi
bagian Indonesia antara 17 Juli 1976 hingga 19 Oktober 1999. Kala itu provinsi
ini merupakan provinsi Indonesia yang ke-27. Timor Timur dianeksasi ke wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh mantan presiden Indonesia ke 2
(Soeharto) setelah dijajah selama 450 tahun oleh Portugal[1].
Wilayah provinsi ini meliputi bagian timur pulau Timor, pulau Kambing atau
Atauro, pulau Jaco dan sebuah eksklave di Timor Barat yang dikelilingi oleh
provinsi Nusa Tenggara Timur.
Setelah
merdeka, namanya berubah menjadi Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut
Timor Lorosa'e), yang sebelum merdeka bernama Timor Timur. Negara ini adalah
sebuah negara kecil di sebelah utara Australia dan bagian timur pulau Timor.
Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing atau Atauro, Jaco,
dan enklave Oecussi-Ambeno di Timor Barat. Timor Leste memperoleh
kemerdekaannya pada tanggal 2 Mei 2002 dan pada tahun yang sama Timor Leste
juga menjadi anggota PBB yang ke 161[2].
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas Penulis dapa menarik rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana
sistem pemerintahan di Timur Leste ?
2. Bagaimana
sistem elektoral atau pemilihan umum di Timur Leste ?
3. Bagaimana sistem Kepartaian di Timur Leste ?
4. Bagaimana
sistem ekonomi di Timur Leste ?
5. Bagaimana
Kebijakan Luar negeri Timur Leste di ASEAN ?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk
memahami sistem pemerintahan Timur Leste.
2. Untuk
memahami sistem pemilihan umum (elektoral) Timur Leste.
3. Untuk
memahami sistem kepartaian Timur Leste.
4. Untuk
memahami sistem ekonomi Timur Leste.
5. Untuk
memahami kebijakan luar negeri Timur Leste di ASEAN.
BAB
II
PEMBAHASAN
Timur
Leste merupakan sebuah negara yang merdeka pada tanggal 20 Mei 2002 dan
merupakan negara termuda yang berada di Asia Tenggara. Akan tetapi di tahun
yang sama dengan kemerdekaannya negara ini telah menjadi anggota PBB ke 161.
Timur
Leste atau Republik Demokratik Timor Leste terletak di pulau Timor bagian
Timur, pada koordinat 8.50' LS, 125.55' BT, merupakan negara yang menganut
bentuk pemerintahan semi presidensial. Serta menggunakan 4 bahasa, yaitu bahasa
Tetun dan Portugis sebagai bahasa resmi dan bahasa Inggris dan Indonesia
sebagai bahasa kerja. Timur Leste juga memiiki luas wilayah 14.874 KM², dengan
jumlah penduduk sebesar 1,066,409 (Berdasarkan sensus 2010, dengan pertumbuhan
penduduk sekitar 3,5% per tahun, diperkirakan penduduk pada akhir tahun 2011
adalah 1,115,000 jiwa). Mayoritas penduduk terdiri dari generasi muda (0 – 34
tahun) sekitar 781,615 jiwa (lebih dari 70%)[3].
2.1.
Sistem Pemerintahan
Repulik
Demokratik Timor Leste menganut bentuk pemerintahan semi presidensial. Dimana
Kepala Negara adalah seorang presiden, yang dipilih oleh pemungutan suara untuk
masa jabatan lima tahun. Presiden menjamin penghormatan terhadap Konstitusi dan
Institusi Negara, serta dapat bertindak sebagai mediator untuk resolusi yang
nyata. Dia juga dapat menggunakan hak untuk memveto undang-undang yang diajukan
oleh pemerintah dan disetujui oleh Parlemen Nasional. Sebagai Kepala Negara
Presiden juga memimpin Dewan Negara dan Dewan Tinggi Pertahanan dan Keamanan[4].
Sedangkan Perdana Menteri
merupakan kepala pemerintahan yang dipilih dari pemilihan multi partai dan
diangkat/ditunjuk dari partai mayoritas sebuah koalisi mayoritas. Sebagai
kepala pemerintahan, Perdana Menteri mengepalai Dewan Menteri atau Kabinet
dalam Kabinet Pemerintahan[5].
Parlemen
Timor Leste yang unikameral yaitu Parlemen Nasional atau Parlamento Nacional,
dimana anggotanya juga dipilih oleh pemungutan suara untuk masa jabatan lima
tahun. Jumlah kursi dapat bervariasi dari minimal 52 sampai maksimum 65. Semua
partai politik yang sah dapat mencalonkan diri ke pemilihan legislatif,
sehingga mengatur daftar kandidat mereka ke Parlemen Nasional. Pemerintah
adalah badan pelaksana Negara dan bertanggung jawab atas pengembangan dan
pelaksanaan Program Pemerintah untuk jangka waktu 5 tahun[6].
Berdasarkan
Konstitusi, pemerintahan
Timor-Leste menganut
sistem Pemerintahan Semi Pesidensil
dengan sistem pemisahan
kekuasaan,
sehingga
terdapat
empat lembaga
tinggi negara, yaitu kepala Negara, kepala Pemerintahan, Majelis
Nasional
dan Lembaga
Peradilan[7].
a)
Kepala Negara
Konstitusi
Timor Lorosa'e atau Timor Leste mulai berlaku ketika wilayah tersebut secara
resmi merdeka pada bulan Mei 2002. Pemerintahan ini menyediakan sebuah republik
demokratis dengan seorang presiden sebagai kepala negara dan seorang perdana
menteri sebagai kepala pemerintahan. Semua warga berusia 18 dan lebih tua
memiliki hak untuk memilih. Presiden Timor Leste secara langsung dipilih untuk
masa jabatan lima tahun dan dapat melayani tidak lebih dari dua periode
berturut-turut. Di bawah konstitusi, presiden adalah simbol kemerdekaan
Timor Lorosa'e dan penjamin kelancaran fungsi institusi demokratis republik
serta presiden adalah komandan tertinggi pasukan pertahanan. Kay Rala Xanana
Gusmão (lahir 20 Juni 1946), lahir José Alexandre Gusmão, adalah presiden
perdana dari negara kecil Timor Timur di Asia Tenggara.
b)
Kepala Pemerintahan
Konstitusi
Timor Lorosa'e mulai berlaku ketika wilayah tersebut secara resmi merdeka
pada bulan Mei 2002. Pemerintahan ini menyediakan sebuah republik
demokratis dengan seorang presiden sebagai kepala negara dan seorang perdana
menteri sebagai kepala pemerintahan. Semua warga berusia 18 dan lebih tua
memiliki hak untuk memilih.
Perdana
menteri mengawasi fungsi pemerintahan sehari-hari dan memimpin Dewan
Menteri. Perdana menteri ditunjuk oleh partai politik atau aliansi partai
politik dengan mayoritas di legislatif nasional dan secara resmi ditunjuk oleh
presiden. Para menteri juga ditunjuk oleh presiden, mengikuti rekomendasi
perdana menteri.
c)
Majelis Nasional
Parlemen
Timor Leste yang unikameral adalah Parlemen Nasional atau Parlamento Nacional,
yang anggotanya juga dipilih oleh pemungutan suara untuk masa jabatan lima
tahun. Jumlah kursi bisa bervariasi dari minimal 52 sampai maksimum 65.
Parlemen
Nasional akan bertanggung jawab untuk membuat undang-undang tentang isu-isu
mengenai kebijakan dalam negeri dan luar negeri negara bagian, serta fungsi
lain yang diatur dalam Konstitusi. Tujuan khusus dari Parlemen Nasional
adalah sebagai berikut:
·
Lewat undang-undang yang relevan dan disusun dengan
baik pada waktu yang tepat;
·
Menetapkan sistem multipartai dan peraturan demokratis
melalui dialog yang produktif;
·
Memberikan keteimbang kepada kekuasaan Presidensi dan
Pemerintahan; dan
·
Menetapkan dan memelihara komunikasi yang benar,
efisien dan efektif antara berbagai cabang Pemerintah untuk memastikan
penghormatan terhadap Konstitusi dan undang-undang yang disahkan secara
konstitusional, transparansi dalam administrasi publik, dan independensi dan
ketidakberpihakan pengadilan.
Fungsi
Parlemen didukung oleh Sekretariat agar memberikan layanan yang tepat kepada
Anggota. Layanan Sekretariat mencakup daftar pertimbangan DPR dan
pemerintah mengenai agenda legislatif.
d)
Lembaga Peradilan[8]
Menurut
pasal 74 Konstitusi dikatakan bahwa Presiden adalah Kepala Negara, simbol untuk
menjamin kemerdekaan nasional, persatuan nasional dan berfungsinya
institusi-institusi Negara secara democratis.
Sebagai
sebuah Negara yang berbentuk Republik dan berdasarkan pada hukum, Pengadilan Republik
Demokratik Timor-Leste ditetapkan sebagai lembaga yudikatif yang bersifat
independen, imparsial dan bebas dari pangaruh pihak luar (termasuk Presiden,
Parlamen dan Pemerintah).
2.2.
Sistem Elektoral
Berdasarkan
Konstitusi Republik Demokratik Timor Leste, dalam melakukan pemilihan umum baik
untuk pemilihan Presiden maupun Perdana Menteri, Timur Leste melakukannya
dengan pemilihan umum dilakukan dengan langsung, bebas, rahasia dan personal[9]
yang melibatkan seluruh masyarakatnya yang berusia 18 tahun keatas. Adapun masa
jabatan dari Presiden maupun Perdana Menteri masing-masing 5 tahun dan dapat
mengikuti 2 kali periode pemilihan berturut-turut.
Tahun
ini Timor Leste kembali melakukan pemilihan Presiden dan Perdana Mentari.
Pemilihan Presiden dilakukan pada 3 Maret lalu dan yang menjadi pemenangnya
adalah Francisco Guterres atau yang lebih dikenal dengan Lu-Olo, yang merupakan
mantan gerilyawan pembebasan Timor Leste dari Indonesia, dengan perolehan suara
mencapai 57 persen dari kandidat lain[10]
serta mendapat dukungan dari partai CNRT dan Fretilin[11]. Sedangkan
pemilihan parlemen untuk mengganti Perdana Menteri sebelumnya dilaksanankan
pada 22 Juli dan dimenangkan oleh partai Fretilin dengan perolehan suara
sebanyak 30 persen dari partai-partai lainnya[12].
Sedangkan Perdana Menteri Timor Leste saat ini adalah Mari Alkatiri yang
merupakan Sekretaris Jenderal dari Partai Fretilin[13]
yang telah dilantik pada 15 September lalu.
2.3.
Sistem Kepartaian
Timur
Leste merupakan negara yang menganut multi-partai yang demokratis. Saat ini
tercatat ada 14 partai politik yang berada di Timur Leste yaitu :
1)
Front
Revolusioner untuk Timor Timur yang Merdeka ( Frente Revolucionária do Timor Leste
Independente (FRETILIN))
Partai ini memulai sebagai gerakan perlawanan yang memperjuangkan
kemerdekaan Timor Lorosa'e, yang pertama dari Portugal dan kemudian dari Indonesia , antara tahun 1974 dan 1998.
Awalnya disebut Asosiasi Sosial Demokrat Timor Leste (ASDT). Setelah Timor Lorosa'e
memperoleh kemerdekaannya dari Indonesia, FRETILIN menjadi salah satu dari
beberapa pihak yang bersaing memperebutkan
kekuasaan dalam sistem multi partai.
FRETILIN adalah pemain utama baik militer maupun
perjuangan politik untuk mandiri. Banyak tokoh terkenal tinggal di pengasingan, terutama di
Mozambik selama pendudukan Indonesia. Mari
Alkatiri, anggota senior misi diplomatik Timor Leste dan seorang ekonom yang
dihormati, yang saat ini baru saja di lantik sebagai Perdana Menteri. Francisco "Lu Olo" Guterres adalah Presiden saat
ini yang dimana telah memenangkan pemilihan.
FRETILIN memegang 30 persen kursi di parlemen saat
ini[14], partai ini memiliki keuntungan untuk tampil baik
dalam pemilihan karena keanggotaan yang kuat. Di seluruh negeri, mereka juga
memiliki struktur partai yang lebih baik daripada partai lainnya. Hubungan FRETILIN dengan beberapa ideologi Marxis-Leninis
telah membawa negara ini ke dalam perubahan sosial, politik dan ekonomi yang
radikal dan dianggap paling progresif di wilayah ini.
Didirikan pada tanggal 10 Juni 2001. Saat ini,
sebagian anggota partai tersebut adalah generasi muda yang sedang belajar di
luar negeri, seperti Indonesia , Norwegia , Portugal , Australia ,Selandia Baru dan Amerika Serikat[15]. Pada kebijakan luar negeri, PD mencari hubungan
regional yang lebih baik dengan negara-negara tetangga dan ASEAN, yang
bertujuan untuk investasi asing lebih lanjut dan liberalisasi pasar[16].
Pada
Pemilihan yang telah dilaksanakan tahun ini, partai memperoleh 10.2 persen
suara di parlemen[17].
PSD didirikan pada tahun 2000 oleh Mario
Carrascalao, Zacarias Albano da Costa, Lucia Maria Lobato dan Joao Goncalves[18]. PSD juga berusaha untuk melindungi hak asasi
manusia universal, pluralisme, partisipasi, kreativitas, keadilan sosial,
supremasi hukum, kesetaraan, hak asasi manusia dan hak perempuan, anak-anak dan
minoritas. PSD juga
menentang hukuman mati dan aborsi[19].
Partai ini didirikan oleh Francisco Xavier do Amaral
dan Jose Ramos-Horta pada tahun 1974, segera setelah pemerintahan Salazar
berakhir di Portugal. Dalam hal ideologi politik, menekankan pada penciptaan
kesempatan kerja dan pengembangan pemerataan kekayaan[20].
Ini
adalah partai pertama yang didirikan di negara ini pada tahun 1974,
setelah Revolusi Anyelir di Portugal. Partai ini
awalnya menganjurkan hubungan lanjutan dengan Portugal, dengan menggunakan
slogan Tetum Mate
bandera hum yang berarti 'Di bawah bayang-bayang bendera Portugis ',
namun kemudian membentuk aliansi dengan Frente Revolucionaria de Timor
Leste Independente (Fretilin) yang lebih kecil untuk
bekerja menuju kemerdekaan pada bulan Januari 1975. Aliansi ini kemudian bubar
di antara tuduhan bahwa Fretilin tidak melakukan kontrol terhadap anggota-anggotanya
yang lebih ekstrem[21].
Mempertahankan keterkaitannya dengan Indonesia, PNT
didirikan pada puncak jajak pendapat dan mendukung otonomi luas di Indonesia
dalam hal tawar-menawar politik. Dr. Abilio Araujo, seorang tokoh kontroversial, dia telah
menjadi seorang Marxis dan pengusaha yang diakui sebelum dikeluarkan dari
jabatan Delegasi Eksternal FRETILIN untuk urusannya dengan Indonesia. Sikap PNT mengenai keadilan dan rekonsiliasi saling
bertentangan: di satu sisi mereka menganjurkan amnesti seputar peristiwa 1974,
dan di sisi lain mereka melihat untuk menuntut tindakan tahun 1999 dan
seterusnya[22].
Asosiasi Pahlawan Timor Leste ( Tetum : Klibur Oan Timor Asuwain KOTA ,
Portugis : Associação dos Herois Timorenses AHT ) adalah partai politik konservatifdi Timor Lorosa'e[23].
KOTA merupakan partai lama lainnya yang dibentuk
pada tahun 1974, segera setelah Portugis mengakhiri masa kolonial mereka dan
sebelum aneksasi Indonesia, partai pro-integrasi ini mendorong promosi dan
perlindungan budaya dan tradisi Timor Leste dan terutama merupakan asosiasi
keluarga liurai (raja tradisional). Manuel Tilman, pemimpin partai tersebut juga merupakan
anggota kelompok etnis Mambai yang terkenal di dataran tengah Timor Leste. Partai
yang sebelumnya dikenal sebagai Asosiasi Populer Monarkis Timor (APMT)
mengklaim memiliki 30.000 anggota di bagian barat negara tersebut. Kebijakan sosial partai tersebut, yang diadaptasi berdasarkan
Partai Sosialis Portugal, mendukung pembentukan negara kesejahteraan yang kuat
dengan sistem pajak progresif[24].
Merupakan
partai politik yang konservatif di Timor Leste. Dr Jacob Xavier, tokoh terkemuka sebuah partai mengklaim
bahwa dia adalah keturunan langsung Raja Portugal.Partai "monarkis"
didirikan pada tahun 2000 oleh Erminio da Silva da Costa sebagai bagian dari
MPTL yang sekarang tidak berfungsi - Movimento do Povo de Timor Leste (Gerakan
Rakyat Timor Lorosa'e)[25].
Sebuah partai kecil yang didirikan pada tahun 2000,
PDC sedang melihat dukungan dan penempatan di dalam sistem politik dengan
menggabungkan diri dengan UDC - Uniao Democrata Crista de Timor (Uni Demokratik
Kristen Timor) untuk menghubungkan kaum Katolik dan Protestan gereja-gereja di
Timor Leste dengan jaringan Australia, Indonesia dan Portugis. Pemimpin partai, Antonio Ximenes adalah seorang direktur
Komisi Nasional untuk Studi tentang Masa Depan Timor Timur, sebuah LSM lokal,
sementara Pendeta Arlindo Marcal, Sekretaris Jenderal partai tersebut adalah
mantan kepala Gereja Protestan Timor-Leste, dengan keyakinan yang kuat. Dalam
hak asasi manusia dia adalah salah satu pendiri Yayasan HAK (Asosiasi HAK). Partai tersebut menganjurkan hubungan yang kuat dengan
negara-negara tetangga dan Pasifik[26].
Avelino Coelho da Silva, arsitek terkemuka partai
Marxis-Leninis ini didirikan pada tahun 90an di Indonesia di antara gerakan mahasiswa
dan buruh. Sebuah
kelompok pecahan FRETILIN, PST didedikasikan untuk pembangunan masyarakat
sosialis tanpa kelas di Timor Leste, untuk membebaskan negara dari semua bentuk
kolonialisme, imperialisme, paternalisme dan eksploitasi dengan perhatian utama
pada situasi pekerja dan petani. Mengamankan
enam kursi parlemen, PST memiliki jaringan internasional yang luas dengan
berbagai organisasi politik dan serikat pekerja dari Australia, Indonesia,
Portugal, Korea Selatan dan Eropa Barat[27].
Partai ini terbentuk pada Desember 2005, Joao
Mariano Saldanha, seorang akademisi dan anggota keluarga Timor yang berpengaruh
termasuk pemilik Suara Timor Lorosae juga merupakan Rektor Institut Teknologi
Dili dan anggota Dewan Negara adalah tokoh terkenal. di Timor Leste Partai yang baru dibentuk ini memiliki tujuan politik untuk
memastikan demokrasi sosial yang menjamin kesetaraan, keadilan dan toleransi[28].
UDC
didirikan pada kongres tanggal 14 Maret 1998 di Lisbon, Portugal. Partai ini ikut serta dalam konvensi CNRT
yang diadakan di Portugal bulan April 1998 dan merupakan rekan pendiri CNRT.
UDC juga ikut serta dalam kongres Nasional CNRT di Dili tanggal 21-30 Agustus
2000.
UDC
berpusat di Dili pada sebuah kantor kecil dan sederhana di kediaman presiden
UDC, Vicente Guterres. UDC telah mendukung keputusan CNRT untuk membatasi kegiatan
politik partai hanya pada tingkat kabupaten dan pada saat ini hanya memiliki
sekitar 1500 anggota yang tersebar di 13 kabupaten di Timor Timur. Partai ini
diatur dalam kongres nasional dan badan nasional dan dijalankan melalui
komite-komite yang masing-masing bertanggung jawab atas masalah-masalah
politik, hukum dan keuangan. UDC juga memiliki organisasi Pemuda Kristen
Demokrasi, organisasi Perempuan Kristen Demokrasi dan organisasi Buruh Kristen
Demokrasi. UDC bergantung pada sumbangan-sumbangan dari anggotanya sebagai
sumber dananya. Partai ini adalah anggota pengamat dari Demokrasi Kristen
Internasional dan mempertahankan hubungan dengan CDS/PP-Partido Populer di
Potugal.
UDC
didasari pada pribadi manusiawi Kristen dan doktrin sosial dari gereja Katolik.
Meskipun terbuka bagi anggota yang lain, pada saat ini kelihatannya hanya
terdiri dari penganut agama Katolik. Partai ini memiliki pandangan pro
demokrasi dan pro Kristen yang sama dengan PDC namun terpisah.
UDC
menyatakan bahwa misi fundamentalnya adalah untuk bekerja sama dengan kelompok
politik Timor Timur lainnya dan anggota terutama CNRT untuk menjamin masa
transisi yang aman dan damai menjelang kemerdekaan dan pendirian sistem yang
demokratis di Timor Timur. UDC mendukung sistem demokrasi multi partai dan semi
kepresidenan bergaya Perancis di mana presiden memiliki kekuasaan yang
terbatas. UDC yakin bahwa Timor Timur harus belajar dari pengalaman Amerika
Latin yang menunjukkan penyalahgunaan kekuasaan jika diberikan kekuasaan yang
berlebihan. Presiden harus dipilih secara langsung dan kekuasaan dibagi antara
Presiden dan perdana menteri. Pemilihan umum penting untuk mendemokratisasikan
institusi-institusi Kabinet Transisi dan Badan Nasional yang posisinya saat ini
merupakan penunjukan langsung. Sistem parlemen Timor Timur harus mencerminkan
keaneka-ragaman etno-linguistik di Timor Timur.
UDC
mendukung ekonomi pasar untuk Timor. Pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan
harus bersifat universal dan bebas biaya, dan kebudayaan Timor Timur, termasuk
bahasa-bahasa dan dialek-dialek lokal harus dijaga dan dikembangkan. Bahasa
Portugis harus menjadi bahasa resmi, Tetun sebagai bahasa nasional, dan bahasa
Inggris sebagai bahasa internasional Timor.
UDC
yakin bahwa Deklarasi Internasional Hak-Hak Asasi Manusia harus menjadi pedoman
yang fundamental bagi Timor Timur. Perbedaan budaya, bahasa dan agama harus
dihormati. Hak perempuan dan golongan minoritas harus dijunjung. Kebijakan luar
negeri Timor Timur harus membangun hubungan bilateral dan multilateral yang
positif dengan negara-negara di wilayahnya termasuk Australia, New Zealand,
Indonesia, ASEAN dan forum negara-negara Pasifik Selatan. Timor Timur harus
juga membangun hubungan baik dengan komunitas negara-negara berbahasa Portugis
(CPLP), Uni Eropa, Amerika, Rusia, Cina, Jepang, Amerika Latin dan
pemerintahan-pemerintahan demokratis pada umumnya. Timor Timur harus mendukung
resolusi perdamaian bagi konflik-konflik.
13)
Kongres Nasional untuk
Rekonstruksi Timor Leste ( Conselho Nacional de Reconstrução do Timor )[30]
CNRT
adalah badan utama organisasi-organisasi perlawanan Timor Timur. Didirikan pada
konferensi di Portugal pada bulan April 1998 untuk menggantikan Badan Nasional
Perjuangan Maubere (CNRM) yang didirikan pada tahun 1987 oleh Xanana Gusmao dan
kolega-koleganya sebagai bagian dari restrukturisasi perjuangan yang inklusif,
non partisan setelah hampir mengalami penurunan pada akhir tahun 1970-an.
Perluasan dan penyatuan perlawanan ini juga termasuk pengunduran diri Xanana
Gusmao dari FRETILIN, keputusan FRETILIN untuk membatalkan pernyataannya
sebagai satu-satunya representasi masyarakat Timor yang sah dan untuk
mendirikan FALINTIL yang hingga saat itu merupakan sayap bersenjata dari
FRETILIN, sebagai non partisan, angkatan nasional, dan pengakuan fungsi semua
pihak nasionalis – seperti mahasiswa dan partai-partai politik seperti UDT –
dalam perjuangan untuk penentuan nasib.
Nama
dan bendera CNRT digunakan oleh UNAMET pada tanggal 30 Agustus 1999 di atas
kertas pemilihan umum sebagai representasi untuk pilihan kemerdekaan yang
didukung oleh 78.5% dari pemilih. UNTAET telah bekerja bersama CNRT sebagai
partner utamanya dalam administrasi transisi di Timor Timur. Namun, kebutuhan
CNRT untuk mempunyai administrasi yang paralel dan struktur-struktur
pembangunan telah berubah karena administrasi telah menjadi lebih terintegrasi
and mengalami proses Timorisasi.
Frente de Reconstrução Nacional de
Timor-Leste - Mudança (bahasa Inggris:
Front untuk Rekonstruksi Nasional Timor-Leste - Perubahan), yang biasa dikenal
dengan Frenti-Mudança ,
adalah sebuah partai politik di Timor Lorosa'e yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri José Luís Guterres.
Partai ini dimulai sebagai sayap kiri, faksi
reformis di FRETILIN bernama FRETILIN
Mudança , berusaha mereformasi partai dari dalam.Pada bulan April
2006 kelompok tersebut berusaha untuk menyingkirkan Marí Alkatiri sebagai sekretaris jenderal FRETILIN. Dalam pemilihan 2007, kelompok tersebut mendukung mantan
anggota FRETILIN José Ramos-Horta untuk masa kepresidenan dan Kongres Nasional
untuk Rekonstruksi Timor Leste dalam pemilihan parlemen. Pemimpin grup José Luis Guterres ditunjuk sebagai
Wakil Perdana Menteri di pemerintahan Xanana Gusmão.
Setelah pemilihan, kelompok tersebut menamai dirinya
sendiri FRETLIN(menghapus
"I") dan berusaha mendaftar sebagai partai politik untuk pemilihan tahun 2012 . Namun, Pengadilan Tinggi menolak permohonan tersebut, dengan
anggapan bahwa namanya terlalu mirip dengan FRETILIN. Ini mengajukan aplikasi kedua dengan nama
"FRENTI-Mudança", yang diterima pada bulan Juli 2011, meskipun partai
tersebut terpaksa mengganti tokonya, karena dianggap terlalu mirip dengan
FRETILIN.
2.4.
Sistem Ekonomi
Sejak
memperoleh kemerdekaan pada tahun 2002, Timor-Leste menghadapi tantangan besar dalam membangun
kembali infrastrukturnya, memperkuat pemerintahan sipil, dan menghasilkan
lapangan kerja bagi kaum muda yang memasuki angkatan kerja. Pengembangan
sumber daya minyak dan gas lepas pantai sangat melengkapi pendapatan pemerintah.
Minyak
menyumbang lebih dari 90% pendapatan pemerintah, dan turunnya harga minyak pada
tahun 2014-2016 telah menyebabkan kekhawatiran tentang keberlanjutan jangka
panjang dari pengeluaran pemerintah. Timor-Leste mengkompensasi penurunan
harga dengan mengekspor lebih banyak minyak[32].
Timor-Leste telah menerima pendapatan dari minyak
dan gas bumi sejak tahun 2005 sebagai proyek besar di Joint Petroleum
Development Area yang dimiliki Timor-Leste dengan Australia. Pemerintah membentuk Dana Perminyakan khusus pada tahun 2005
untuk memastikan penggunaan pendapatan secara berkelanjutan dalam jangka
panjang. Aset Dana Perminyakan mencapai $ 8,3 miliar di tahun 2011[33].
Perekonomian bergantung pada pengeluaran pemerintah
(dibiayai oleh pendapatan minyak bumi) dan bantuan dari donor internasional. Perkembangan sektor swasta tertinggal karena kekurangan modal
manusia, kelemahan infrastruktur, sistem hukum yang tidak lengkap, dan
lingkungan peraturan yang tidak efisien.
Pada tahun 2011, Rencana Pembangunan Strategis
Nasional disetujui dengan suara bulat oleh Parlemen Nasional. Rencana tersebut berfokus pada penggunaan pendapatan minyak
untuk mendukung pengembangan ekonomi non-perminyakan dan menjadi negara
berpenghasilan menengah pada tahun 2030[34]. Transisi pemerintahan yang damai pada bulan Februari 2015
menandai kematangan politik di negara ini dan kesiapannya untuk berfokus pada
masalah-masalah pembangunan ekonomi. Pada
awal 2016, Timor-Leste berhasil menyelenggarakan forum bisnis pertama anggota
Komunitas Negara Berbicara Portugis (CPLP), di mana sekitar 500 pelaku bisnis
diberi kesempatan untuk membangun jaringan bisnis dan mengeksplorasi peluang
bisnis dan investasi. Pemerintah
menggunakan kesempatan untuk mengulangi ketertarikan dan keterbukaannya
terhadap investor asing[35].
Pemerintah, melalui badan otonomnya, National
Petroleum and Minerals Authority (ANPM), telah melakukan kontrak dengan
perusahaan asing untuk mengeksplorasi dan mengembangkan deposit minyak dan gas
lepas pantai. Pajak dan
royalti yang dikumpulkan oleh pemerintah dan agensinya disimpan dalam dana minyak
yang berdaulat, yang menampung sekitar USD 16,2 miliar pada bulan Desember 2015[36].
Pengalaman
terbatas dalam pengadaan dan pembangunan infrastruktur telah menghambat
proyek-proyek ini. Kebijakan ekonomi yang mendasari tantangan yang dihadapi
negara tetap merupakan cara terbaik untuk menggunakan kekayaan minyak dan gas
untuk mengangkat ekonomi non-minyak ke jalur pertumbuhan yang lebih tinggi dan
untuk mengurangi kemiskinan[37].
Selain
sumber pendapatan berasal dari minyak dan gas, Timur Leste juga memiliki bahan
ekspor yang dapat menjadi sumber pndapatan negara yaitu kopi, kemiri, ternak
biji besi dan kayu[38].
Selain itu juga Presiden saat ini merencanakan pembangunan nasional melalui
sektor pariwisata yang mana dengan dikenalnya tempat wisata tersebut dapat
meningkatkan pendapatan negara yang cukup untuk pembangunan nasional.
Di samping
itu, perdagangan
sangat penting bagi perekonomian Timor-Leste, nilai ekspor dan impor yang
disatukan sama dengan 111 persen dari PDB. Tingkat tarif rata-rata berlaku
adalah 2,5 persen. Kepemilikan tanah asing tidak diperbolehkan, dan
investasi di sektor ekonomi lainnya diputar. Kemajuan yang sederhana telah
dicapai dalam membangun sistem perbankan yang efektif, namun sektor keuangan
masih dalam tahap perkembangan baru[39].
Adapun
hubungan bilateral yang dilakukan Timor Leste untuk pembangunan nasional maupun
untuk memenuhi kebutuhannya yaitu melalui impor komoditas dari Indonesia, RRC,
Thailand, Vietnam, Malaysia dan Australia[40].
2.5.
Kebijakan Luar Negeri Timur Leste terhadap ASEAN
Timor Leste sendiri secara resmi mengajukan proposal untuk
menjadi anggota ASEAN ke-11, pertama kali pada tahun 2011 di bawah konstitusi
keempat pemerintahannya (ASEAN Secretariat News 2012). Kendatipun hingga kini
status Timor Leste masih dalam masa dipertimbangkan oleh Dewan Koordinasi ASEAN
dan Working Group dari ASEAN sendiri, pemerintah Timor Leste
tetap memiliki kepercayaan yang tinggi bahwa Timor Leste dapat diterima sebagai
anggota ke-11 di ASEAN[41].
Sejak berdirinya Timor Leste sebagai negara independen pada
tahun 2002, Timor Leste telah melalukan berbagai upaya untuk dapat memenuhi
persyaratan sebagai anggota ASEAN dan menyelaraskan kebijakan luar negeri
sebagaimana yang diatur dalam ASEAN. Sebagai contoh komitmen dan keseriusan
upaya Timor Leste tersebut adalah dengan menunjuk Roberto Sarmento de Oliveira
Soares sebagai Secretary of State for ASEAN Affairs of
the Democratic Republic of Timor-Leste dan telah membuka kantor
kedutaan resmi di enam negara ASEAN yang mana secara keseluruhan kantor
kedutaan tersebut akan diproyeksikan pencapaiannya pada tahun 2017 (ASEAN
Secretariat News 2012). Dalam hal ini, Timor Leste bahkan telah menyiapkan dan
merencanakan anggaran tersendiri untuk terus melakukan pembangunan guna
memenuhi persyaratan untuk diterima menjadi salah satu anggota ASEAN[42].
Berbagai kebijakan dan upaya yang dilakukan oleh Timor Leste
tersebut tidak dapat dilepaskan dari ide atau gagasan awal Timor Leste untuk
menjadi anggota ASEAN yang dipelopori oleh beberapa tokoh penting Timor Leste,
salah satunya adalah Kay Rala Xanana Gusmao yang pernah menjabat presiden
pertama Timor Leste untuk periode 2002-2007 dan menempati posisi sebagai
Perdana Menteri Timor Leste periode 2008-2013. Pertama kali isu ini dihadirkan
di bawah pemerintahan Presiden Xanana Gusmao melalui Perdana Menterinya Ramos
Horta ketika melakukan pertemuan bilateral dengan Indonesia pada Oktober 2002[43].
Namun,
ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Timor Leste sebelum bisa
menjadi anggota ASEAN, antara lain :
1.
Dibidang Politik dan keamanan, adalah
Stabilitas dalam negeri[44]
2.
Dibidang Ekonomi, adalah liberalisasi
perdagangan[45].
3.
Dibidang sosial budaya[46].
Akan
tetapi hingga saat ini, Timor Leste belum menjadi anggota dari ASEAN yang
selanjutnya. Meskipun demikian, Timor Leste telah diikutkan dalam berbagai
kegiatan ASEAN yang bukan bidang politik[47].
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Republik
Demokratik Timur Leste merupakan salah satu negara yang berada di kawasan Asia
Tenggara. Yang dimana Timur Leste memperoleh kemerdekaan yang independen pada
tanggal 20 Mei 2002.
Timur
Leste memiliki sumber pendapatan berasal dari Minyak dan gas alam, selain itu
Timur Leste juga memiliki hasil pertanian berupa kopi, kemiri, kayu cendana.
Selain itu juga ada marmer dan biji besi yang merupakan komoditas impor utama
negara Timur Leste.
Timur Leste menganut sistem pemerintahan
republik semi-presidensial, dimana pemerintahan terbagi menjadi empat bagian
yaitu kepala negara, kepala pemerintahan, majelis parlemen dan lembaga
peradilan yang memiliki tugas serta peran masing-masing.
Presiden
merupakan kepala negara dipilih oleh pemungutan suara untuk masa jabatan lima
tahun. Presiden bukan hanya berfungsi sebagai ikon seremonial, akan tetapi
memiliki hak untuk memveto undang-undang yang diajukan oleh pemerintah dan
disetujui oleh Parlemen Nasional. Sebagai Kepala Negara Presiden juga memimpin
Dewan Negara dan Dewan Tinggi Pertahanan dan Keamanan.
Perdana
Menteri merupakan kepala pemerintahan, Perdana menteri mengawasi fungsi
pemerintahan sehari-hari dan memimpin Dewan Menteri. Perdana menteri
ditunjuk oleh partai politik atau aliansi partai politik dengan mayoritas di
legislatif nasional dan secara resmi ditunjuk oleh presiden. Para menteri
juga ditunjuk oleh presiden, mengikuti rekomendasi perdana menteri.
Parlemen
Timor Leste yang unikameral adalah Parlemen Nasional atau Parlamento Nacional,
yang anggotanya juga dipilih oleh pemungutan suara untuk masa jabatan lima
tahun. Jumlah kursi bisa bervariasi dari minimal 52 sampai maksimum 65.
Parlemen Nasional akan bertanggung jawab untuk membuat undang-undang tentang
isu-isu mengenai kebijakan dalam negeri dan luar negeri negara bagian.
Sebagai
sebuah Negara yang berbentuk Republik dan berdasarkan pada hukum, Pengadilan
Republik Demokratik Timor-Leste ditetapkan sebagai lembaga yudikatif yang
bersifat independen dan bebas dari pangaruh pihak luar (termasuk Presiden,
Parlamen dan Pemerintah).
Berdasarkan
Konstitusi Republik Demokratik Timor Leste, dalam melakukan pemilihan umum baik
untuk pemilihan Presiden maupun Perdana Menteri, Timur Leste melakukannya
dengan pemilihan umum dilakukan dengan langsung, bebas, rahasia dan personal
yang melibatkan seluruh masyarakatnya yang berusia 18 tahun keatas. Adapun masa
jabatan dari Presiden maupun Perdana Menteri masing-masing 5 tahun dan dapat
mengikuti 2 kali periode pemilihan berturut-turut.
Timur
Leste merupakan negara yang mnganut multi-partai, sebanyak 14 partai dan saat
ini 2 partai yang menempati posisi terbanyak di parlemen, yaitu Fretilin dan
CNRT ( Kongres Nasional untuk
Rekonstruksi Timor Leste ( Conselho Nacional de Reconstrução do Timor )).
Adapun
Kebijakan luar negeri Timur Leste yaitu sebagai negara termuda di Asia
Tenggara, Timur Leste selalu berusaha untuk bekerja sama dan membangun hubungan
baik dengan negara tetangga. Misalnya untuk bergabung di ASEAN yang notabenenya
memiliki kedekatan geografis, Timur Leste menata stabilitas politik dan
keamanan dalam negerinya, ekonomi, dan sosial budayanya. Meskipun sampai saat
ini masih belum menjadi anggota ASEAN akan tetapi Timur Leste telah dilibatkan
dalam berbagai kegiatan ASEAN yang tidak berhubungan dengan politik.
3.2.
Saran
Makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kritik yang bersifat konstruktif
sangat di harapkan penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Sekilas
sejarah Timor Leste. http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=147730. Diunduh pada 02 Oktober 2017.
Ø https://www.kemlu.go.id/dili/id/bilateral/Pages/profil_negara.aspx.
Diunduh pada 02 Oktober 2017.
Ø http://timor-leste.gov.tl/?p=33&lang=en.
Diunduh pada 02 Oktober 2017.
Ø http://www.easttimorgovernment.com/government.htm. Diunduh pada tanggal 03 Oktober 2017
Ø https://www.researchgate.net/publication/280613044_PENGANTAR_HUKUM_TIMOR_LESTE. Diunduh
pada tanggal 4 Oktober 2017.
Ø http://internasional.kompas.com/read/2017/03/21/15124861/lu-olo.raih.57.persen.suara.terpilih.menjadi.presiden.timor.leste.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017.
Ø http://www.dw.com/id/lu-olo-calon-terkuat-di-pemilihan-presiden-timor-leste/a-38021907.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017.
Ø https://www.voaindonesia.com/a/fretilin-raih-suara-terbanyak-dalam-pemilu-timor-leste/3955497.html.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017.
Ø http://internasional.kompas.com/read/2017/09/15/18245071/mari-alkatiri-dilantik-jadi-perdana-menteri-baru-timor-leste.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017.
Ø http://www.mediaindonesia.com/news/read/114275/menangi-pemilu-fretilin-siap-berkoalisi/2017-07-24.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017.
Ø https://ipfs.io/ipfs/QmXoypizjW3WknFiJnKLwHCnL72vedxjQkDDP1mXWo6uco/wiki/List_of_political_parties_in_East_Timor.html.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017.
Ø https://www.forum-asia.org/?p=7150. Diunduh pada
tanggal 5 Oktober 2017.
Ø https://dunia.tempo.co/read/894330/fretelin-klaim-menang-pemilu-timor-leste.
Diunduh pada tanggal 4Oktober 2017.
Ø https://www.forum-asia.org/?p=7150. Diunduh pada
tanggal 5 Oktober 2017.
Ø http://members.pcug.org.au/~wildwood/01maracfoa.htm.
Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2017.
Ø http://www.indexmundi.com/timor-leste/economy_profile.html.
Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2017.
Ø https://www.globalsecurity.org/military/world/timor/economy.htm.
Diunduh pada tanggal 6 Oktober 2017.
Ø https://www.kemlu.go.id/dili/id/Pages/Timor-Leste2.aspx.
Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2017
Ø https://www.globalsecurity.org/military/world/timor/economy.htm.
Diunduh pada tanggal 6 Oktober 2017.
Ø http://www.indexmundi.com/timor-leste/economy_profile.html.
Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2017.
Ø http://www.heritage.org/index/country/timorleste.
Diunduh pada tanggal 6 Oktober2017.
Ø http://ana-maratuthoharoh-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-120675-Perbandingan%20Politik%20Luar%20Negeri-Analisa%20Kebijakan%20Luar%20Negeri%20Timor%20Leste%20untuk%20Bergabung%20ke%20ASEAN%20melalui%20Peringkat%20Analisis%20Individu.html.
Diunduh pada tanggal 6 Oktober 2017.
Ø www.thejakartaglobe.com.
Diunduh pada 5 Oktober 2017.
Ø www.aseansec.org.
Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2017.
Ø http://global.liputan6.com/read/2558227/ini-yang-harus-dilalui-timor-leste-untuk-bergabung-dengan-asean.
Diunduh pada tanggal 6 Oktober 2017.
Ø https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjhvZ22-6bXAhXKlZQKHXK2DzwQFghFMAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.cnnindonesia.com%2Finternasional%2F20150828161413-106-75220%2Fkeanggotaan-timor-leste-di-asean-tinggal-tunggu-waktu%2F&usg=AOvVaw2R0OSvQl8mmp1qRCf4U69u.
Diunduh pada tanggal 6 Oktober 2017.
[1] Sekilas sejarah Timor Leste. http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=147730. Diunduh
pada 02 Oktober 2017.
[2] Ibid.
[3]
https://www.kemlu.go.id/dili/id/bilateral/Pages/profil_negara.aspx. Diunduh
pada 02 Oktober 2017.
[4]
http://timor-leste.gov.tl/?p=33&lang=en. Diunduh pada 02 Oktober 2017.
[5] ibid. timor-leste.gov.tl.
[6] ibid. timor-leste.gov.tl.
[8]https://www.researchgate.net/publication/280613044_PENGANTAR_HUKUM_TIMOR_LESTE. Diunduh
pada tanggal 4 Oktober 2017.
[10]http://internasional.kompas.com/read/2017/03/21/15124861/lu-olo.raih.57.persen.suara.terpilih.menjadi.presiden.timor.leste.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017.
[11]http://www.dw.com/id/lu-olo-calon-terkuat-di-pemilihan-presiden-timor-leste/a-38021907.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017.
[12]https://www.voaindonesia.com/a/fretilin-raih-suara-terbanyak-dalam-pemilu-timor-leste/3955497.html.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017.
[13]
http://internasional.kompas.com/read/2017/09/15/18245071/mari-alkatiri-dilantik-jadi-perdana-menteri-baru-timor-leste.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017.
[14]http://www.mediaindonesia.com/news/read/114275/menangi-pemilu-fretilin-siap-berkoalisi/2017-07-24.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017.
[15]https://ipfs.io/ipfs/QmXoypizjW3WknFiJnKLwHCnL72vedxjQkDDP1mXWo6uco/wiki/List_of_political_parties_in_East_Timor.html.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017.
[17]
https://dunia.tempo.co/read/894330/fretelin-klaim-menang-pemilu-timor-leste.
Diunduh pada tanggal 4Oktober 2017.
[18]https://ipfs.io/ipfs/QmXoypizjW3WknFiJnKLwHCnL72vedxjQkDDP1mXWo6uco/wiki/List_of_political_parties_in_East_Timor.html.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017
[19]https://www.forum-asia.org/?p=7150.
Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2017.
[20] Ibid. forum asia.org.
[21]https://ipfs.io/ipfs/QmXoypizjW3WknFiJnKLwHCnL72vedxjQkDDP1mXWo6uco/wiki/List_of_political_parties_in_East_Timor.html.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017.
[23]https://ipfs.io/ipfs/QmXoypizjW3WknFiJnKLwHCnL72vedxjQkDDP1mXWo6uco/wiki/List_of_political_parties_in_East_Timor.html.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017.
[24] Opcit. forum asia.org.
[25] Opcit. ipfs.io.
[27] Ibid. forum asia.org
[28] Ibid. forum asia.org
[31]https://ipfs.io/ipfs/QmXoypizjW3WknFiJnKLwHCnL72vedxjQkDDP1mXWo6uco/wiki/List_of_political_parties_in_East_Timor.html.
Diunduh pada tanggal 4 Oktober 2017.
[32]http://www.indexmundi.com/timor-leste/economy_profile.html.
Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2017.
[33]https://www.globalsecurity.org/military/world/timor/economy.htm.
Diunduh pada tanggal 6 Oktober 2017.
[34]https://www.kemlu.go.id/dili/id/Pages/Timor-Leste2.aspx.
Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2017
[35]https://www.globalsecurity.org/military/world/timor/economy.htm.
Diunduh pada tanggal 6 Oktober 2017.
[36] Ibid. globalsecurity.org.
[37]http://www.indexmundi.com/timor-leste/economy_profile.html.
Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2017.
[38]https://www.kemlu.go.id/dili/id/Pages/Timor-Leste2.aspx.
Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2017
[39]
http://www.heritage.org/index/country/timorleste. Diunduh pada tanggal 6
Oktober2017.
[40] Opcit. kemlu.go.id.
[41]http://ana-maratuthoharoh-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-120675-Perbandingan%20Politik%20Luar%20Negeri-Analisa%20Kebijakan%20Luar%20Negeri%20Timor%20Leste%20untuk%20Bergabung%20ke%20ASEAN%20melalui%20Peringkat%20Analisis%20Individu.html.
Diunduh pada tanggal 6 Oktober 2017.
[42] Ibid.
[43] Ibid.
[44] www.thejakartaglobe.com. Diunduh
pada 5 Oktober 2017.
[45] www.aseansec.org. Diunduh pada
tanggal 5 Oktober 2017.
[46]
http://global.liputan6.com/read/2558227/ini-yang-harus-dilalui-timor-leste-untuk-bergabung-dengan-asean.
Diunduh pada tanggal 6 Oktober 2017.
[47]https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjhvZ22-6bXAhXKlZQKHXK2DzwQFghFMAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.cnnindonesia.com%2Finternasional%2F20150828161413-106-75220%2Fkeanggotaan-timor-leste-di-asean-tinggal-tunggu-waktu%2F&usg=AOvVaw2R0OSvQl8mmp1qRCf4U69u.
Diunduh pada tanggal 6 Oktober 2017.
Komentar
Posting Komentar