politik dan pemerintahan negara thailand
POLITIK DAN PEMERINTAHAN ASIA TENGGARA
THAILAND
Oleh :
PRIMA ANANTA SALEH C1A415030
LAILA SUHARTIN C1A415044
AGUNG SENTOSA C1A415054
HERISA ASMIATI M. C1A415058
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
KONSENTRASI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Thailand
adalah sebuah negara Monarki Konstitusional yang terletak di Asia Tenggara.
Kepala negara Thailand adalah seorang Raja dan Kepala Pemerintahannya adalah
seorang Perdana Menteri. Luas wilayah Thailand adalah sebesar 513.120 km2
dengan jumlah penduduknya adalah sebanyak 68.200.824 jiwa. Mayoritas penduduk
Thailand adalah etnis Thai dan beragama Buddha.Secara astronomis, Thailand
terletak di antara 5°- 21° LU dan 97°- 106° BT. Negara yang nama lokalnya
disebut Mueang Thai ini secara geografis berbatasan dengan Laos dan
Kamboja di sebelah Timurnya sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan
Myanmar dan Laut Andaman. Di sebelah Selatan, Thailand berbatasan dengan
Malaysia dan Teluk Siam. Sebelumnya, Negara Thailand ini dikenal juga dengan
sebutan Negara Siam. Thailand adalah salah satu negara pendiri ASEAN bersama
dengan Indonesia, Malaysia, Singapura dan Filipina. Kota Bangkok yang merupakan
Ibukota Thailand adalah kota dimana organisasi geo-politik dan ekonomi ASEAN
ini didirikan. Selain sebagai anggota ASEAN, Thailand juga merupakan anggota
PBB dan lembaga-lembaga dibawah PBB
serta anggota APEC dan Interpol.
Selain
itu, Thailand juga merupakan suatu Negara yang kaya akan budaya politik nya
yang cenderung berbeda dengan budaya politik Negara pada umumnya. Karena
Thailand merupakan Negara monarki konstitusional, maka mulai dari sistem
politik, sistem pemerintahan, sistem, kepartaian, maupun kebijakan luar negeri
nya begitu unik dan berbeda dengan Negara umumnya. Nah pada makalah ini kita
akan membahas mengenai perihal tersebut mulai dari sistem politik hingga
kebijakan luar negerinya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
penmaparan latar belakang diatas adapun yang menjadi Rumusan
masalah dalam makalah ini
sebagai berikut :
1.
Bagaiamana sistem
pemerintahan Thailand?
2.
Bagaimana sistem
kepartaian dan pemilu Thailand?
3.
Bagaimana sistem
ekonomi Thailand?
4.
Bagaimana kebijakan
luar negeri Thailand?
C.
Tujuan
Tujuan
dari makalah ini ialah untuk memberikan penjelasan yang cukup mengenai ruang
lingkup politik, mulai dari sistem
pemerinthannya, sistem kepartaian dan pemilihan Umum, kebijakan Luar negeri
dan ekonomi mencakup sistem ekonomi
yang ada di Negara Thailand ini yang mana Thailand merupakan salah satu Negara di
Asia Tenggara yang penting untuk dipelajari karena Negara ini juga berperan
penting dalam hubungan luar negeri. Selain itu, Thailand juga punya kontribusi
besar dalam melakukan kerjasama dengan Indonesia, terutama di bidang ekonomi
yang totabene Indonesia sudah sejak lama membangun kerjasama dengan Negeri
gajah putih ini.
D.
Manfaat
Adapun
manfaat dari makalah ini ialah bisa menjadi sumber referensi bagi teman-teman
sekalian yang ingin mengetahui lebih dalam tentang seperti apa budaya politik
dan ekonomi Thailand serta bagi yang ingin mengetahui bagaimana profil dari
Negara ini. Makalah ini juga bisa menjadi sumber referensi terbaru bagi dosen
pembimbing yang ingin memperoleh tambahan materi dalam sisi akademisi.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Sistem Pemerintahan Thailand
Thailand
merupakan negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara. Thailand merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang tak
pernah dijajah. dengan luas wilayah mencapai 510.000
kilometer persegi. Muangthai atau Thailand disebut juga Negeri Gajah Putih.
Muangthai diambil dari nama salah satu suku bangsa di sana, yaitu
suku Thai artinya Negara Dahulu orang Eropa menyebut
Negara ini Siam.
Bentuk
pemerintahan Thailand adalah kerajaan berkonstitusi, tetapi pemerintahan sehari-hari dikendalikan oleh
seorang perdana menteri. Politik Thailand saat ini
dilakukan dalam rangka sebuah monarki konstitusional yang demokratis
, dimana Perdana Menteri adalah kepala pemerintahan dan raja turun temurun
adalah kepala negara. Peradilan independen dari eksekutif
dan legislatif. Raja adalah kepala angkatan bersenjata dan
penegak semua agama.Sebagai Kepala Negara, Raja
melaksanakan kekuasaan legislatifnya melalui parlemen, Kekuasaan eksekutifnya
melalui cabinet, kekuasaan yudisial melalui pengadilan. Kerajaan
memiliki hak untuk mendukung dan hak untuk memperingatkan
pemerintah apabila pemerintah tidak menjalankan urusan negara atas nama kebaikan rakyat. Badan legislatif Thailand
adalah bikameral.500 anggota legislatifnya (anggota parlemen) dipilih secara populer. Menduduki jabatan selama 4 tahun.400 anggota
berasal dari daerah (dipilih langsung oleh konstituennya,
masing-masing mewakili sekitar 150.000 orang) 100 anggota
berasal dari partai (dipilih secara tidak langsung oleh persentase suara yang diterima
partai). Senat terdiri dari 200 kursi. Senator
Thailand dipilih langsung untuk pertama kalinya pada 2 Maret 2000 (sebelumnya
diangkat oleh Raja atas rekomendasi Dewan Menteri). Menduduki
jabatan selama 6 tahun. Lembaga eksekutif dipimpin oleh
Perdana Menteri (sejak amandemen konstitusi 1992 harus anggota
parlemen). Kabinet bertanggung jawab atas administrasi 14 kementerian, dan
Kantor Perdana Menteri. Konstitusi
adalah pemegang peranan tertinggi negara yang menetapkan kekuasaan, fungsi
dan tugas serta struktur Eksekutif, Legislatif dan Kehakiman.
Konstitusi sekarang dari Thailand, yaitu Konstitusi
Kerajaan Thailand, BE 2540 (1997) memiliki dampak besar pada reorganisasi.[1]
2. Sistem Partai dan Pemilihan Umum Thailand
Thailand menganut sistem multi partai.
Sistem multi partai merupakan sebuah sistem yang terdiri atas berbagai
partai politik yang beralag dalam pemilihan umum dan semuanya memiliki hak
untuk memegang kendali atas tugas tugas pemerintah baik secara terpisah atau
dalam koalsi.[2] Sistem
multi partai banyak dipraktikan dalam sistem parlementer dibandingkan sistem
presidensial, Serta Negara Negara yang yang pemilunya mengunakan sistem
proposional dibandingkan dengan negara-negara yang mengunakan sistem Distrik.
Dalam Negara Tahiland Sebelum pemilihan umum 2001, pemilihan umum pertama yang
dilangsungkan di bawah "Konstitusi Rakyat" tahun 1997, semua pemerintahan
sipilnya adalah pemerintahan koalisi. Namun, dalam Pemilihan
Umum 2005,
Partai Thai
Rak Thai
memperoleh 377 kursi dari 500 kursi yang ada di Majelis
Rendah,
dan dengan demikian menjadi "pemerintahan satu partai" yang pertama
dalam sejarah Thailand.
Partai-Partai Thailand
Dalam sistem kepartaian
di Thailand, Partai partai yang ada di dalam Negara tersebut dibagi menjadi
tiga yaitu
·
Golongan Partai Besar
Partai
Demokratik (Phak Prachatipat)
Partai Bangsa Thai (Phak Chart
Thai)
Partai Bangsa Besar (Phak
Mahachon)
·
Golongan Partai KecilKecil
Partai Aspirasi Baru (Phak Khwam
Wang Mai)
·
Golongan Partai HistorisHistoris
Partai
Demokratis Liberal -
bergabung dengan Thai Rak Thai
Partai Thai Rak Thai (Phak Thai
Rak Thai) - dibubarkan pada 30 Mei 2007 karena melanggar undang-undang pemilihan umum
Mengenai Pemilihan Umum Thailand 2011
Sebelum pemilihan umum berlangsung diseluruh
Thailand pada hari minggu, 3 juli 2001 atas dekret Kerajaan untuk membubarkan dewan perwakilan, BE 2554
(2011) yang menyebabkan pembubaran dewan perwakilan pada 10 Mei 2011.
Rencana untuk mengadakan pemilu pada 14 November 2010 pernah diusulkan dahulu,[3] tetapi
terpaksa ditangguhkan. Pengumuman Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva
supaya mengadakan pemilu itu timbul mengikuti pergolakan selama berbulan-bulan oleh Barisan Bersatu untuk Demokrasi Menentang Kediktatoran (UDD) atau penyokong "Baju
Merah" bekas Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Pihak oposisi mendukung untuk
rancangan itu, tetapi mengehendaki supaya parlemen dibubarkan.[4]
Dengan peratusan kehadiran pengundi berdaftar pada
66%, Partai Pheu Thai
yang populis meraih mayoritas dengan 265 kursi,[5]
sementara ketua partai ini, Yingluck Shinawatra menjadi perdana menteri
wanita yang pertama dalam sejarah Thailand.[6] Partai Demokrat pula menjadi partai oposisi utama
dengan 159 kursi.[7]
Tinjauan terakhir mendapati bahawa
Partai Pheu Thai memenangi pemilu terang-terangan dengan meraih mayoritas kursi. Menurut keputusan awal,
Pheu Thai memenangi 265 kursi(204 berasaskan kawasan + 61 daftar partai),
Demokrat 159 (115 + 44), Bhumjai Thai 34 (29 + 5), Chartthaipattana 19 (15 +
4), Palung Chon 7 (6 + 1), Chart Pattana Puea Pandin 7 (5 + 2), Cinta Thailand
4 (daftar partai saja), Matubhum 2 (1 + 1), Demokrat Baru 1 (daftar partai) dan
Mahachon (daftar partai). Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva sudah pun mengakui
kemenangan Partai Puea Thai lalu mengucapkan selamat kepada Shinawatra sebagai
calon Perdana Menteri. Menurut perangkaan awal dari Komisi Pemilihan Umum, kadar
kehadiran pemilih terdaftar adalah 65.99%.[8]
Pemilu Thailand 2014
Pada tahun
2014 Thailand mengadakan Pemilihan Umum atau Pemilu dimana banyak dari parpol
yang berada di Thailand termasuk partai berkuasa, Pheu Thai, telah bersedia
untuk mendaftar menjadi peserta pemilihan umum (pemilu) Thailand di 2014. Keterangan Keterangan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Thailand Somsak Suriyamongkol,
Partai
Demokrasi Baru adalah parpol pertama yang mendaftarkan diri menjadi peserta
pemilu. Pendaftaran
untuk menjadi peserta pemilu telah dibuka sejak Senin 23desember2013. Sejauh ini, diakui KPU, sudah 35 parpol yang
menyatakan kesediaannya untuk menjadi peserta dari pemilu yang akan dihelat
pada 2 Febuari 2014 ini. KPU berharap proses pendaftaran bisa segera rampung
agar proses berikutnya dapat berjalan tepat waktu. Walau proses pemilu perlahan telah berjalan, tetapi
aksi penolakan pemilu tetap dilancarkan kelompok anti-pemerintah. Pemimpin
protes bahkan mengimbau pendukungnya untuk menghalangi para perwakilan parpol
yang hendak mendaftarkan partainya. aksi
tersebut cukup sukses dilakukan kelompok anti-pemerintahan. Itu terbukti dengan
dipindahkannya tempat pendaftaran dari stadion Din Daeng menuju kantor Polisi
Din Daeng.
Tak Ada
Pemilihan Langsung untuk PM Thailand
Komite Penyusun Undang-Undang Dasar Thailand (CDC) menolak wacana
pemilihan langsung untuk perdana menteri dan anggota kabinet. Alasan penolakan
adalah resiko yang mungkin muncul., Komite malah mengumumkan, pemilihan nantinya
akan dilakukan oleh parlemen. CDC bertekad untuk menyusun sistem parlementer
yang telah digunakan di Thailand. "Dalam sistem tersebut, perdana menteri
itu dipilih oleh anggota terpilih parlemen Suchit Bunbongkarn
mengatakan, tak perlu beralih ke sistem yang tak dikenal. Menurutnya,
sistem parlemen yang sudah lama berjalan masih dapat membantu menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan pemilihan umum.Usul tersebut sebelumnya disahkan
oleh Komite Pembaruan Politik di bawah Dewan Pembaruan Nasional. Sebelumnnya,
Wakil Perdana Menteri Wissanu Krea-ngam pada Selasa mengatakan Thailand paling
cepat akan menyelenggarakan pemilihan umum pada Februari 2016. Namun jika satu
referendum akan diselenggarakan mengenai undang-undang dasar baru, pemilihan
umum tampaknya akan ditunda menjadi Mei 2016.[9]
3.
Sistem perekonomian Thailand
Thailand
memiliki sistem ekonomi yang sama dengan sistem ekonomi di Indonesia dan
Filipina, yakni sistem ekonomi campuran. Sistem ekonomi campuran adalah sistem
ekonomi yang merupakan hasil perpaduan antara sistem ekonomi liberal/pasar
dengan sistem ekonomi komando. Pada sistem ini, pemerintah bekerja sama dengan
pihak swasta yang terjun di dunia perekonomian, dengan tujuan pertumbuhan
ekonomi negara menjadi satbil. Selain itu, pemerintahan dapat lebih fokus pada
pengembangan sektor usaha. Penerapan sistem ekonomi ini bergantung pada potensi
dan kondisi perekonomian negara, dan juga harus memperhatikan aspirasi dari
masyarakat. Biasanya, sistem ekonomi diterapkan oleh negara-negara berkembang.[10]
Adapun
sektor andalan perekonomian Thailand adalah sektor agraris, di mana Thailand
merupakan salah satu eksportir beras terbesar di dunia.Thailand pernah
mengalami rata-rata pertumbuhan tertinggi di dunia, yakni dari tahun 1985 -
1995, dengan rata-rata pertumbuhan 9% per tahun. Meningkatnya tekanan
spekulatif terhadap mata uang Baht di tahun 1997 -- menyebabkan terjadinya
krisis yang melemahkan sektor keuangan. Pemerintah pun terpaksa melakukan
tindakan, yakni mengambangkan Baht. Sebelumnya, Baht cukup lama dipatok pada
nilai 25 per 1 dolar AS. Baht kemudian mencapai titik terendahnya di kisaran 56
Baht / dolar AS (Januari 1998). Di tahun yang sama, ekonomi Thailand melemah
sebesar 10,2%, dan krisis ini pun meluas ke krisis finansial Asia. Pada tahun 1999, Thailand mengalami kebangkitan, di
mana ekonominya menguat 4,2%, kemudian tumbuh 4,4% (2000). Penyebab penguatan
ini sebagian besar dikarenakan hasil ekspor yang meningkat sekitar 20% (2000).
Pada tahun
2001, pertumbuhan ekonomi Thailand kembali melambat karena krisis ekonomi
global, namun kembali menguat di tahun-tahun selanjutnya. Hal itu dikarenakan
pengaruh dari pertumbuhan ekonomi yang bagus di China, serta didukung oleh
beberapa kebijakan ekonomi di era Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Di tahun
2003, pertumbuhan Ekonomi Thailand mencapai 6,3%, dan terus meningkat hingga
7-10% di tahun 2004 dan 2005. Sektor
pariwisata pun tak kalah berkontribusi pada perekonomian Thailand. Sektor ini
memperoleh keuntungan tambahan dari melemahnya Baht dan stabilnya politik di
Thailand. Di tahun 2002, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Thailand mencapai
10,9 juta orang. Angka ini meningkat sebesar 7,3% dari tahun sebelumnya yang
berjumlah 10,1 juta orang.
Sebelum
terjadinya krisis finansial, perekonomian Thailand memiliki pertumbuhan
produksi yang bagus, yakni rata-rata 9,4% per tahun hingga tahun 1996.
Melimpahnya tenaga kerja dan sumber daya, konsevatis fiskal, kebijakan
investasi asing terbuka, dan pendorongan sektor swasta merupakan dasar dari
kesuksesan ekonomi Thailand pada tahun-tahun sampai dengan 1997.[11]
Negara
mengelola beberapa jasa, seperti pembangkit listrik, transportasi, dan
komunikasi. Namun pemerintah berencana melakukan swastanisasi pada
sektor-sektor tersebut, pada awal krisis finansial. Pemerintah Kerajaan
Thailand sangat postif dalam menerima investasi asing, asalkan memenuhi
persyaratan -- dapat mendaftar hak investasi istimewa melalui Dewan Investasi
Thailand. Untuk menarik investasi asing lainnya, pemerintah telah mereformasi
peraturan investasinya. Thailand memiliki gerakan serikat buruh, namun masih
lemah. Hanya ada sekitar 3% tenaga kerja yang tergabung dalam serikat buruh. Di
tahun 2000, Undang-undang Hubungan Kerja-Perusahaan Negara (SELRA) telah
disahkan. Ini menandai adanya persamaan hak antara pegawai sektor publik dengan
karyawan swasta, termasuk di dalamnya adalah hak untuk bergabung dalam serikat
buruh.
Fakta-fakta
mengenai perekonomian Thailand
Berikut ini
beberapa fakta mengenai ekonomi Thailand, diantaranya:
·
Investasi (gross fixed): 22.5% PDB
(perkiraan Januari - September 2004)
·
Pendapatan per rumah tangga atau
konsumsi menurut persentase:
a) 10% terendah: 2.8%
b) 10% tertinggi: 32.4%
(1998)
·
-Distribusi penghasilan keluarga -
indeks Gini: 51.1 (2002)
·
Produksi pertanian: beras, ubi kayu,
karet, jagung, tebu, kelapa, kacang kedelai
·
Industri: pariwisata, tekstil dan
garmen, pemrosesan hasil pertanian, minuman, tembakau, manufaktur ringan
seperti perhiasan, alat-alat listrik dan komponennya, komputer dan onderdilnya,
sirkuit komputer, mebel, dan barang-barang plastik
·
Thailand merupakan produsen tungsten
kedua terbesar di dunia, dan produsen timah ketiga terbesar di dunia
·
Tingkat pertumbuhan produksi
industri: 8.5% (perkiraan 2004)
·
Neraca perdagangan: $ 6.736 miliar
(perkiraan 2004)
·
Komoditi ekspor: tekstil dan
sepatu/sandal, hasil perikanan, beras, karet, perhiasan, mobil, komputer dan
peralatan listrik
·
Komoditi impor: barang-barang modal,
barang-barang antara dan bahan mentah, barang-barang konsumsi, dan bahan bakar
·
Cadangan devisa dan emas: $48.3
miliar (2004)
·
Mata uang: Baht Thailand.
4.
Kebijakan Luar
Negeri Thailand
Thailand adalah sebuah negara kerajaan di Asia Tenggara yang
berlokasi di semenanjung Indochina dan semenanjung yang berbatasan langsung
dengan Laos dan Kamboja di sebelah Timur, Malaysia dan Teluk Siam di sebelah
Selatan. Myanmar dan Laut Andaman di sebelah Barat. Bentuk negara Thailand
merupakan kesatuan dengan bentuk pemerintahan yang monarki konstitusional.
Monarki konstitusional adalah sejenis monarki yang didirikan di bawah sistem
konstitusional yang mengakui Raja, Ratu, atau Kaisar sebagai kepala negara.
Berdasarkan konstitusi 1974, Thailand menerapkan sistem pemerintahan
parlementer dimana kepala negara merupakan Raja. Raja merupakan lambang
kesatuan identitas nasional. Sedangkan kepala pemerintahan dipegang oleh
perdana menteri dengan kekuasaan yang cukup besar.
Thailand merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang
sama sekali tidak tersentuh oleh penjajahan. Namun tidak menutup kemungkinan
akan adanya masalah perpolitikan di dalam negeri. Perpolitiksn di Thailand
sangat rentan sekali akan adanya kudeta. Melihat militer di Thailand memiliki
posisi yang penting dalam pemerintahan Thailand. Sistem pemerintahan di
Thailand pernah mengalami pergeseran rezim dari monarki absolute ke rezim
militer.[12]
Untuk itu banyak sekali pengaruh militer dalam mengambil kontrol atas kekuasaan
perpolitikan negara, dan menjadi jurang antara demokrasi dan militer, yang mana
sejak paska kudeta pertama tahun 1932 Thailand mengalami siklus perubahan
pemerintahan dimulai dengan kudeta, pemilu, periode singkat pemerintahan sipil,
serta krisis politik. Namun, Kementrian Luar Negeri Thailand berhak mengatur
hubungan perdagangan Thailand baik bilateral maupun multilateral serta hubungan
diplomasi dengan negara-negara lain. Terlepas daripada itu semua, sistem
politik luar negeri Thailand yang berfokus pada keamanan nasional itu sendiri
lebih banyak didominasi oleh peran militer.[13]
Pada tahun 1932, terjadi revolusi di Thailand, dan berhasil memaksa
Raja menerima konstitusi yang diajukan oleh People’s Party di
Thailand. Tahun 1947, Thailand kembali mengalami kudeta dengan tujuan agar
petinggi militer memiliki jabatan penting di pemerintahan. Pada tahun 1977,
diberlakukannya konstitusi yang demokrasi, pemilihan legislatif, serta
kebebasan politik. Kudeta di tahun ini terjadi akibat penindasan politik oleh
pemerintah yang saat itu dikuasai oleh militer. Salah satu masalah
demokratisasi di Thailand adalah karena lemahnya periode dominasi birokratik
dan militer, maka rezim demokratik terkadang sulit menegakkan legitimasi yang
berkaitan dengan kultur politik tradisional. Intervensi militer tahun 1991
merefleksikan ketidaksukaan angkatan bersenjata terhadap berkembangnya pengaruh
partai politik dan masyarakat sipil yang mencoba untuk lebih menguasai militer.[14]
Hingga pada tahun 1988 ketika Thailand menjadi pemerintahan perlementer di
bawah PM Prem Tinsulanond mengakhiri dominasi politik militer dalam sistem
politik, pemerintahan sipil baru menerapkan berbagai kebijakan yang mengarah
pada profesionalisme militer Thailand. Tidak berlangsung lama ketika tahun 1991
kudeta oleh militer kembali terulang dan merebut kembali dominasi militer
dalam perpolitikan Thailand. Tetapi dengan meningkatnya supremasi sipil yang
banyak didukung para perwira ini dengan sendirinya mengubah konsepsi dasar
keamanan nasional Thailand yang mencakup isu-isu non-militer seperti
pembangunan ekonomi, persamaan hak, kebebasan, keadilan, reformasi politik, desentralisasi
birokrasi, HAM, serta lingkungan hidup. Konsepsi keamanan ini kemudian
tercantum dalam buku putih pemerintah yakni dalam The Defense of
Thailand 1994.[15]
Masalah perpolitikan di Thailand tidak hanya menyangkut masalah
internal antara pemerinntah dengan militer saja, tetapi Thailand juga memiliki
masalah perpolitikan di lingkup regionalnya. Seperti konflik perbatasan yang
terjadi antara Thailand dengan Kamboja. Kedua negara memperebutkan suatu
wilayah yakni Gunung Dangrek, dimana didalamnya terdapat kuil yang bernama
Preah Vihear. Baik Thailand ataupun Kamboja mengklaim wilayah Kuil Preah Vihear
tersebut sebagai bagian dari teritori mereka. Klaim Thailand berdasarkan peta
yang dibuat tahun 1904 oleh kesepakatan kolonial Perancis dengan Siam yang
menempatkan Kuil Preah Vihear berada pada sisi Thailand, sedangkan Kamboja
menggunakan peta tahun 1907 yang dibuat oleh Perancis. Pada Juli 2008,
ketegangan antara Kamboja dan Thailand mulai memanas ketika kuil Preah Vihear
ditetapkan sebagai warisan dunia Kamboja oleh UNESCO.[16]
Thailand memiliki hubungan dengan negara-negara besar seperti
Amerika Serikat dan Tiongkok dibandingankan dengan negara-negara di kawasan
regionalnya. Bukti kedekatan Thailand dengan Amerika Serikat yaitu pada tahun
1962 Menteri Luar negeri Thailand (Thanat Khoman) serta Menteri Luar negeri
Ameriksa Serikat (Dean Rusk) menyetujui serta menandatangani komunike bersama
yang didalamnya merupakan bentuk kesepakatan apabila sewaktu-waktu
integritas wilayah Thailand terancam maka Amerika Serikat bersedia membantu.
Hal ini juga menjadi alasan kenapa Thailand tidak pernah dijajah. Thailand
mampu melakukan perjanjian dengan Prancis dan Inggris, dan Thailand juga sudah
mengadopsi nilai-nilai Barat, itulah mengapa Bangsa Barat tidak menjajah
Thailand, mereka berfikir Thailand sudah banyak mengadopsi budaya mereka dan
sudah merasa sama, jadi untuk apa dijajah.
Selain itu juga terdapat bukti kedekatan Thailand dengan Tiongkok
diawali ketika adanya konflik Kamboja dengan Vietnam. Kamboja menghebohkan
dunia dengan kehadiran komunis radikal Khmer Merah di bawah pimpinan
Pol Pot yang berkuasa pada tahun 1975 dimana Pol Pot memproklamirkan Kamboja
sebagai sebuah negara baru. Lalu diperparah pada tahun 1978 Vietnam menginvasi
Kamboja dan menggulingkan rezim Pol Pot serta menanamkan pemerintahan oleh Heng
Samrin. ASEAN memandang invasi Vietnam ke Kamboja sebagai tindakan pelanggaran
prinsip-prinsip dasar hubungan antar negara yakni non-interference dan non-use
of force. Hal ini kemudian membawa persoalan hingga ke Thailand sehingga
mendorong tumbuhnya instabilitas di Thailand, sehingga membuat Thailand
membutuhkan dukungan Tiongkok untuk menghadapi kemungkinan ambisi invasi
Vietnam ke negaranya dan pada akhirnya Tiongkok memberikan bantuan ke Thailand
berupa artileri, tank, dan kendaraan lapis baja guna memperkuat tentara
Thailand.[17] Politik luar
negeri yang diterapkan Thailand mengarah pada keterbukaannya terhadap
luar. Dengan begitu besar kesempatan bagi Thailand untuk memperluas jaringan atau
koneksi dengan negara lain. Dalam perekonomian, semenjak dekade 80-an kebijakan
ekonominya menekankan pada aspek pembangunan dalam sektor ekspor, investasi
asing dan penguatan sektor swasta. Hal ini dilakukan guna untuk mendorong
perekonomian Thailand untuk mencapai modal yang besar dengan membuka investasi
asing yang besar sebagai penopang ekonominya.
Kemitraan Thailand dengan Tiongkok diselaraskan oleh kedua negara
dengan saling meningkatkan kerjasama di segala bidang dan meningkatkan pembangunan
jangka panjang, yakni peningkatan kerjasama di bidang perdagangan, investasi,
konektivitas, energi, pertanian, dan pertukaran orang-orang.[18]
Dalam lingkup kawasan regionnalnya, Thailand melakukan kerjasama seperti
hubungan ekonomi, perdagangan, serta investasi Indonesia-Thailand dimana pada
tahun 2013 silam hubungan kerjasama ekonomi diantara kedua negara mengalami
peningkatan.[19]
Dengan negara tetangganya Laos, Thailand juga menjalin persahabatan diantara
keduanya dengan membangun “Jembatan Persahabatan Thailand-Laos” yang
menghubungankan Provinsi Nakhon Phanom (Thailand) dan Khammouan (Laos).
Jembatan ini sangat bermanfaat bagi kelancaran hubungan dagang Thailand dengan
Laos serta sebagai sarana penunjang transportasi.[20]
BAB VI
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan
apa yang telah di jelaskan diatas mengenai bagaimana profil dari Thailand mulai
dari bagaimana sistem pemerintahan, sistem kepartaian dan pemilu, Sitem ekonomi
dan Kebijakan Luar Negeri, Kita jelas menhetahui bagaimana Negara Thailand
menjalankan semua itu berdasarkan apa yang menjadi konstitusi mereka dan bentuk
kerjasama antara aktor aktor yang mendukung jalannya sistem tersebut. Mengenai
sitem pemerintahan Thailand adalah sebuah negara
Monarki Konstitusional yang terletak di Asia Tenggara. Kepala negara Thailand
adalah seorang Raja dan Kepala Pemerintahannya adalah seorang Perdana Menteri.
Luas wilayah Thailand adalah sebesar 513.120 km2 dengan jumlah penduduknya
adalah sebanyak 68.200.824 jiwa. Mayoritas penduduk Thailand adalah etnis Thai
dan beragama Buddha. Dalam sistem
ekonomi Thailand memiliki sistem ekonomi yang
sama dengan sistem ekonomi di Indonesia dan Filipina, yakni sistem ekonomi
campuran. Sistem ekonomi campuran adalah sistem ekonomi yang merupakan hasil
perpaduan antara sistem ekonomi liberal/pasar dengan sistem ekonomi komando, selain sistem ekonomi dalam Negara Thailand Menerapkan
sistem multi partai bahkan pernah menerapkan satu partai pemerintahan pada
tahun 2004.
DAFTAR PUSTAKA
Asia-Pacific –
Thai red shirts accept peace offer".
Al Jazeera English.
Diakses tanggal 9
oktober 2017
Antara
News. 2013. Thailand-China Perdalam Kerjasama Bilateral http://www.antaranews.com/berita/400133/thailand-china-perdalam-kerja-sama-bilateral
diakses 21 Maret 2017
Bambang Cipto. 2007. Hubungan
Internasional di Asia Tenggara: Teropong Terhadap Dinamika, Realitas, dan Masa
Depan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar., hlm 107
Hardhany,
Annisa. t.t. Militer dan Demokrasi di Thailand https://www.academia.edu/5298570/Militer_dan_Demokrasi_di_Thailand diakses
9 oktober
2017
https://www.coursehero.com/file/18054344/SISTEM-PEMERINTAHAN-THAILAND/,
Diakses pada 9 october 2017, pukul 12.00
http://www.sinarharapan.co/news/read/141224072/tak-ada-pemilihan-langsung-untuk-pm-thailand-div-div-div-div-
Diakses pada 9
oktober 2017
https://www.satujam.com/sistem-ekonomi-campuran/.
Diakses pada 9 oktober 2017 (12.00 AM .WITA)
Jaringan Berita Terluas di
Indonesia. 2011. Jembatan Mekong Pererat Thailand-Laoshttp://www.jpnn.com/read/2011/11/13/107928/jpnn_network.php
diakses 21 Maret 2017
Kementerian
Luar Negeri Republik Indonesia. 2013. KBRI Bangkok: Hubungan Ekonomi
Perdagangan Indonesia-Thailand Meningkat
http://www.onlenpedia.com/2017/02/tentang-sistem-ekonomi-thailand-salah.html
Diakses pada 9 oktober 2017 (12.00 AM. WITA)
Kementerian
Luar Negeri Republik Indonesia. 2013. KBRI Bangkok: Hubungan Ekonomi
Perdagangan Indonesia-Thailand Meningkat.
Oktria, Okki Ayu. 2013. Kebijakan
Perdana Menteri Yingluck Shinawatra Terhadap Sengketa Kuil Preah Vihear antara
Thailand dan Kamboja diakses di http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jahi4394c5b0a72full.pdf
9 oktober 2017
Thai
elections liely to be held on July 3".
News.asiaone.com. 7 Mei 2011. Diakses tanggal 9 oktober 2017
"Yingluck
Shinawatra set to be Thailand's first female premier". CNN. 3 Juli 2011. Diakses tanggal 9 oktober 2017
[1] https://www.coursehero.com/file/18054344/SISTEM-PEMERINTAHAN-THAILAND/,
Diakses pada 9 october 2017, pukul 12.00
[3] Thai
elections liely to be held on July 3".
News.asiaone.com. 7 Mei 2011. Diakses tanggal 9 oktober 2017
[4] Asia-Pacific – Thai red
shirts accept peace offer". Al Jazeera English.
Diakses tanggal 9 oktober 2017
[7] "Yingluck Shinawatra set to
be Thailand's first female premier". CNN. 3 Juli 2011.
Diakses tanggal 9 oktober 2011
[9] http://www.sinarharapan.co/news/read/141224072/tak-ada-pemilihan-langsung-untuk-pm-thailand-div-div-div-div-
Diakses pada 9 oktober 2017
[10] https://www.satujam.com/sistem-ekonomi-campuran/.
Diakses pada 9 oktober 2017 (12.00 AM .WITA)
[11] http://www.onlenpedia.com/2017/02/tentang-sistem-ekonomi-thailand-salah.html
Diakses pada 9 oktober 2017 (12.00 AM. WITA)
[12] Bambang Cipto.
2007. Hubungan Internasional di Asia Tenggara: Teropong Terhadap
Dinamika, Realitas, dan Masa Depan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar., hlm 107
[13] Ibid, hlm 108
[14] Hardhany, Annisa.
t.t. Militer dan Demokrasi di Thailand https://www.academia.edu/5298570/Militer_dan_Demokrasi_di_Thailand diakses
9 oktober 2017
[15] Bambang Cipto.
Op.cit., hlm 108
[16] Oktria, Okki Ayu. 2013. Kebijakan
Perdana Menteri Yingluck Shinawatra Terhadap Sengketa Kuil Preah Vihear antara
Thailand dan Kamboja diakses di http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jahi4394c5b0a72full.pdf 9 oktober 2017
[18] Antara News.
2013. Thailand-China Perdalam Kerjasama Bilateral http://www.antaranews.com/berita/400133/thailand-china-perdalam-kerja-sama-bilateral diakses 21 Maret 2017
[19] Kementerian Luar
Negeri Republik Indonesia. 2013. KBRI Bangkok: Hubungan Ekonomi
Perdagangan Indonesia-Thailand Meningkat
[20] Jaringan Berita Terluas di Indonesia.
2011. Jembatan Mekong Pererat Thailand-Laoshttp://www.jpnn.com/read/2011/11/13/107928/jpnn_network.php diakses 21 Maret 2017
Merkur Long-Handled Long-Handled Mens Black Titanium Wedding Band
BalasHapusThis special babyliss pro nano titanium straightener edition black stainless steel wedding raw titanium band merkur titanium oxide long-handled mens where can i buy titanium trim gold wedding band satin gold, a gold plated titanium paint color brass core, a gold