politik dan pemerintahan negara vietnam

POLITIK DAN PEMERINTAHAN ASIA TENGGARA
“ VIETNAM “







DISUSUN OLEH :

HAMRIN                                           :           C1A415064
NURUL QURRATA AYUNI         :           CIA415068
MARLIYANTI                                 :           C1A415076
WA ODE DINA SARMA                :           CIA415082


JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOCIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
 A. PROFIL NEGARA VIETNAM

Vietnam bernama resmi Republik Sosialis Vietnam (Cộng Hòa Xã Hội Chủ Nghĩa Việt Nam) adalah negara paling timur di Semenanjung Indochina di Asia Tenggara. Vietnam memiliki populasi pendudukj sebesar 76.323.173 jiwa pada sensus 1999 dan diperkirakan memiliki penduduk 90.388.000 jiwa pada 2013, hal ini menjadikan Vietnam sebagai negara terpadat ke-13 di dunia. Vietnam berbatasan dengan Republik Rakyat Cina di sebelah utara, Laos di sebelah barat laut, Kamboja di sebelah barat daya dan di sebelah timur terbentang Laut China Selatan. Vietnam beribu kota di Hanoi dengan system pemerintahan marxisme-leninisme yaitu system pemerintahan satu partai yang disahkan pada April 1992 menggantikan versi 1975. Presiden Vietnam adalah kepala negara dan secara  langsung adalah panglima tertinggi militer Vietnam, menduduki Dewan Nasional untuk Pertahanan dan Keamanan (Council National Defense and Security). Perdana Menteri Vietnam adalah kepala pemerintahan, mengepalai kabinet yang terdiri atas 3 deputi perdana menteri dan kepala 26 menteri-menteri dan perwira-perwira.

Luas Vietnam kurang lebih 331.688 kilometer persegi (128.066 sq mi). Bagian Vietnam yang berbatasan dengan batas-batas internasionalnya seluas 4.693 km (2.883 mi). Topografinya terdiri atas bukit-bukit dan gunung-gunung berhutan lebat, dengan dataran rendah meliputi tidak lebih dari 20%. Pegunungan berkontribusi sebesar 40% dari total luas Vietnam, dengan bukit-bukit kecil berkontribusi sebesar 40% dan hutan tropis 42%. Bagian Utara kebanyakan terdiri atas pegunungan dan Delta Sungai Merah. Phan Xi Pang, berlokasi di provinsi Lao Cai, adalah gunung tertinggi di Vietnam setinggi 3.143 m (10.312 ft). Selatan dibagi menjadi datran rendah tepi pantai, puncak Annamite Chain, hutan-hutan luas dan tanah yang buruk. Terdiri dari 5 plato tanah basalt yang rata-rata rata, pegunungan berkontribusi sebesar 16% bagi tanah arable (= tanah yang cocok untuk pertanian seperti jagung dan gandum) Vietnam dan 22% dari total lahan berhutan Vietnam.

Vietnam merupakan negara Indocina yang mempunyai sejarah kolonial yang panjang. Pada Tahun 1945 Vietnam mendeklarasikan kemerdekaannya untuk pertama kali dan hanya bertahan sementara, karena pada Tahun 1946 Perancis kembali masuk ke Vietnam untuk menguasai negara ini. Kekuasaan Perancis berakhir dengan pengepungan pemerintah Vietn Minh yang memaksa Perancis keluar dari Vietnam. selanjutnya Vietnam kembali menjadi perebutan kekuasaan wilayah oleh negara-negara super power seperti Uni Soviet dan Amerika Serikat. Pada Oktober 1955 Amerika menyerang Vietnam dan diruntuhkan oleh Vietnam Utara, Pada Januari 1973 Amerika kembali menyerang yang kemudian diserang kembali oleh penduduk setempat. Akhirnya Amerika menarik diri dari Vietnam Selatan dan Vietnam secara resmi bergabung dan menjadi Republik Sosialis Vietnam pada 2 juli 1976 (Amir Hendarsah,2007:39-48).

B. BENTUK PEMERINTAHAN

Republik Sosialis Vietnam adalah sebuah negara partai tunggal. Sebuah konstitusi baru disahkan pada April 1992 menggantikan versi 1975. Peran utama terdahulu partai Komunis disertakan kembali dalam semua organ-organ pemerintah, politik dan masyarakat. Hanya organisasi politik yang bekerjasama atau didukung oleh Partai Komunis diperbolehkan ikut dalam pemilihan umum. Ini meliputi Barisan Tanah Air Vietnam (Vietnamese Fatherland Front), partai serikat pedagang dan pekerja. Meskipun negara tetap secara resmi berjanji kepada sosialisme sebagai doktrinnya, makna ideologi tersebut telah berkurang secara besar sejak tahun 1990-an. Presiden Vietnam adalah kepala negara dan secara nominal adalah panglima tertinggi militer Vietnam, menduduki Dewan Nasional untuk Pertahanan dan Keamanan (Council National Defense and Security). Perdana Menteri Vietnam adalah kepala pemerintahan, mengepalai kabinet yang terdiri atas 3 deputi perdana menteri dan kepala 26 menteri-menteri dan perwira-perwira.
Majelis Nasional Vietnam (National Assembly of Vietnam) adalah badan pembuat undang-undang pemerintah yang memegang hak legislatif, terdiri atas 498 anggota. Majelis ini memiliki posisi yang lebih tinggi daripada lembaga eksekutif dan judikatif. Seluruh anggota kabinet berasal dari Majelis Nasional. Mahkamah Agung Rakyat (Supreme People's Court of Vietnam) memiliki kewenangan hukum tertinggi di Vietnam, juga bertanggung jawab kepada Majelis Nasional. Di bawah Mahkamah Agung Rakyat adalah Pengadilan Kotamadya Provinsi dan Pengadilan Daerah Vietnam. Pengadilan Militer Vietnam juga cabang adjudikatif yang kuat dengan kewenangan khusus dalam hal keamanan nasional. Semua organ-organ pemerintah Vietnam secara besar dikontrol oleh Partai Komunis. Mayoritas orang-orang yang ditunjuk pemerintah adalah anggota-anggota partai. Sekretaris Jendral Partai Komunis mungkin adalah salah satu pemimpin politik terpenting di Vietnam, mengontrol organisasi nasional partai dan perjanjian-perjanjian negara, juga mengatur undang-undang.
Jika dilihat berdasarkan letak geografis, Vietnam masih berada dalam satu wilayah dengan Indonesia, yaitu terletak di benua Asia bagian tenggara. Negara Vietnam memiliki nama resmi nan cukup panjang. Republik Sosialis Vietnam atau Công Hòa Xã Hôi Chù Nghîa Viêt Nam. Negara ini menjadi negara nan berada di ujung timur Semenanjung Indochina. Sinkron dengan namanya, republik, sistem pemerintahan Vietnam pun demikian.
Sistem pemerintahan Negara Vietnam dapat diinterpretasikan sebagai republik sosialis nan semi-presidensiil, di mana Presiden menjadi kepala negaranya dan perdana menteri menjadi kepala pemerintahan. Negara ini memiliki sistem partai tunggal dalam pemerintahannya. Pemegang kekuasaan di negara ini hanya satu partai politik, yaitu Partai Komunis. Dengan kata lain, sistem pemerintahan seperti ini tak mengizinkan pihak atau partai lain ikut serta dalam berbagai proses pembangunan negara. Undang-undang dasar nan digunakan ialah undang-undang dasar Vietnam nan terbaru.
1.      Majelis Nasional (Pasal 83)

Majelis Nasional adalah badan pembuat undang-undang pemerintah yang memegang hak legislatif, terdiri atas 498 anggota. Majelis Nasional adalah lembaga perwakilan tertinggi dari rakyat dan organ tertinggi kekuasaan Negara Republik Sosialis Vietnam. Majelis Nasional adalah satu-satunya organ dengan kekuasaan konstitusional dan legislatif . Majelis Nasional akan memutuskan kebijakan dasar dalam dan luar negeri, tugas sosial-ekonomi, isu-isu nasional pertahanan dan keamanan negara, prinsip-prinsip penting yang mengatur organisasi dan aktivitas mesin Negara, hubungan sosial dan kegiatan warga negara. Majelis Nasional akan melakukan kontrol tertinggi atas semua kegiatan Negara. Masa jabatan Majelis Nasional selama 5 (lima) tahun dan pemilihan untuk anggota Majelis nasional harus sudah dilaksanakan 2 (dua) bulan sebelum masa berakhirnya jabatan, tetapi ada kalanya jika ada suatu permasalahan maka sekurang-kurangnya dua pertiga dukungan dari anggota untuk memeperpanjang dan mengurangi masa jabatan.
Ø  Tugas dan Wewenang Majelis Nasional (Pasal 84)
Majelis Nasional memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
a.       Untuk membuat dan mengubah konstitusi; untuk membuat dan mengubah undang-undang; untuk bekerja di luar program untuk membuat undang-undang dan keputusan-hukum.
b.      Untuk melakukan kontrol tertinggi atas kesesuaian dengan Konstitusi, hukum dan resolusi Majelis Nasional, untuk memeriksa laporan dari Presiden Negara, Komite Tetap Majelis Nasional, Pemerintah, Mahkamah Agung Rakyat, Kantor Rakyat Agung untuk Pengawasan dan Pengendalian.
c.       Untuk memutuskan rencana pembangunan sosial-ekonomi nasional.
d.      Untuk menentukan kebijakan keuangan dan moneter nasional; untuk memutuskan perencanaan anggaran negara dan alokasi anggaran negara pusat, untuk menyetujui rekening anggaran negara; untuk mengatur, mengubah, atau menghapuskan pajak.
e.       Untuk memutuskan kebijakan Negara pada bangsa dan kebijakan agama.
f.       Untuk mengatur organisasi dan aktivitas Majelis Nasional, Presiden Negara, Pemerintah, Pengadilan Rakyat, Kantor Rakyat Pengawasan dan Pengendalian dan administrasi lokal.
g.      Untuk memilih, rilis dari tugas, menghapus dari kantor Presiden Negara dan Wakil Presiden, Ketua Majelis Nasional, Wakil Ketua dan anggota Komite Tetap Majelis Nasional, Perdana Menteri, Presiden Agung Rakyat Pengadilan, Kepala Kantor Rakyat Agung Pengawasan dan Pengendalian; sanksi usulan dari Presiden Negara pada daftar anggota Dewan Keamanan dan Pertahanan; untuk memberikan suara kepercayaan pada orang-orang yang memegang posisi yang dipilih atau disetujui oleh Majelis Nasional.
h.      Untuk mengatur atau menekan kementerian pemerintah dan organ-organ pemerintah dari peringkat menteri; untuk membangun, menggabungkan, membagi, atau menyesuaikan batas-batas provinsi dan kota di bawah pemerintahan pusat langsung; untuk mengatur atau membubarkan unit administratif-ekonomi khusus.
i.        Untuk membatalkan semua dokumen tertulis resmi yang dikeluarkan oleh Presiden Negara, Komite Tetap Majelis Nasional, Pemerintah, Perdana Menteri, Mahkamah Agung Rakyat, dan Kantor Rakyat Agung Pengawasan dan Pengendalian, yang bertentangan dengan Konstitusi, hukum, dan resolusi yang diambil oleh Majelis Nasional;
j.        Untuk memberitakan amnesty.
k.      Untuk melembagakan judul dan peringkat di angkatan bersenjata rakyat, di layanan diplomatik dan judul Negara lain dan jajaran; untuk melembagakan medali, lencana dan kehormatan Negara dan perbedaan.
l.        Untuk memutuskan masalah perang dan perdamaian; untuk memberitakan keadaan darurat dan langkah-langkah khusus lainnya yang bertujuan untuk menjamin pertahanan dan keamanan nasional.
m.    Untuk memutuskan kebijakan mendasar dalam hubungan eksternal; untuk meratifikasi atau membatalkan perjanjian internasional yang ditandatangani langsung oleh Presiden Negara; untuk meratifikasi atau membatalkan perjanjian internasional lainnya yang ditandatangani atau menyetujui atas usul Presiden Kota.
n.      Untuk mengadakan referendum.

2.      Komite Tetap (Pasal 19)

Komite Tetap di pilih oleh Majelis nasional, Komite tetap adalah Komite Tetap Majelis nasional, komite tetap  terdiri dari: - Ketua Majelis Nasional, - Wakil -Chairmen Majelis Nasional; -. Anggota, anggota komite nasional terlepas dari anggota Majelis nasional dan bukan bagian dari pemerintahan. Keanggotaan komite tetap berasal dari kalangan Majelis Nasional dan dipilih oleh anggota Majelis nasional.
Ø  Tugas dan Wewenang Komite Tetap (Pasal 91)
Komite tetap Majelis Nasional memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
a.       Untuk memanggil dan memimpin pemilihan Majelis Nasional.
b.      Untuk mempersiapkan, untuk mengadakan, dan memimpin sidang-sidang Majelis Nasional;
c.       Untuk menafsirkan Konstitusi, hukum, dan keputusan-hukum;
d.      Untuk memberlakukan keputusan-hukum tentang hal-hal yang dipercayakan kepadanya oleh Majelis Nasional;
e.       Untuk melakukan pengawasan dan kontrol atas pelaksanaan Konstitusi, hukum, resolusi Majelis Nasional, keputusan-hukum, resolusi Komite Tetap Majelis Nasional; atas kegiatan Pemerintah, Mahkamah Agung Rakyat, Kantor Rakyat Agung Pengawasan dan Pengendalian.
f.       Untuk melakukan pengawasan dan kontrol  dan memberikan bimbingan kepada kegiatan Dewan Rakyat;
g.      Untuk memberitakan mobilisasi umum atau parsial; untuk memberitakan keadaan darurat di seluruh negeri atau di daerah tertentu;
h.      Untuk melaksanakan hubungan eksternal Majelis Nasional;

3.      Dewan Rakyat  (Pasal 119)

Dewan rakyat adalah organ lokal kekuasaan negara; itu merupakan kehendak, aspirasi, dan penguasaan orang-orang; itu dipilih oleh rakyat setempat dan bertanggung jawab kepada mereka dan kepada Pemerintah. Dewan rakyat sama dengan perwakilan dari suatu wilayah atau utusan daerah. Karena di Negara Vietnam secara administrasi di bagi atas wilayah provinsi dan kota di bawah pemerintahan pusat langsung, provisinsi terdiri dari kabupaten kota, daerah pedesaan. Kabupaten ini dibagi menjadi komune dan townlets; kota provinsi dan kota dibagi menjadi bangsal dan komune; distrik perkotaan dibagi menjadi kelurahan.
Ø  Kekuasan Dewan Rakyat  (Pasal 120)
Berdasarkan Konstitusi, hukum, dan perintah resmi tertulis Dewan Rakyat akan melewati resolusi pada langkah-langkah untuk pelaksanaan serius Konstitusi dan hukum di tingkat lokal; pada rencana pengembangan sosial-ekonomi dan pelaksanaan anggaran; pertahanan dan keamanan nasional di tingkat lokal; tentang langkah-langkah untuk menstabilkan dan meningkatkan kondisi kehidupan rakyat, memenuhi semua tugas  dan semua kewajiban ke negara  secara keseluruhan.dan dewan rakyat mempunyai tugas untuk menyampaikan aspirasi dari rakyat setempat / wilayahnya. Dan  untuk mendesak orang-orang untuk mematuhi kebijakan hukum dan Negara, mdan untuk mendorong mereka untuk bergabung dalam administrasi Negara.

4.      Komite Rakyat (Pasal 123)

Komite Rakyat dipilih oleh Dewan Rakyat adalah organ eksekutif yang terakhir, organ administrasi Negara setempat. Ini adalah tanggung jawab untuk melaksanakan Konstitusi, hukum, perintah resmi tertulis dari organ Negara superior dan keputusan Dewan Rakyat. Komite Rakyat mempunyai kakuasaan dalam mengeluarkan keputusan dan arahan dan mengawasi eksekusi mereka /tugas mereka. Ketua Komite Rakyat akan memberikan kepemimpinan dan bimbingan operasional untuk kegiatan Komite Rakyat. Dalam setiapkeputusan yang diambil atas masalah-masalah lokal utama, Komite Rakyat harus melakukan diskusi kolegial dan keputusan yang harus sesuai dengan kehendak mayoritas.

5.      Presiden (Pasal 101)

Negara Presiden adalah Kepala Negara dan mewakili Republik Sosialis Vietnam secara internal maupun eksternal.  Presiden dipilih oleh Majelis Nasional dari antara anggotanya dan  bertanggung jawab kepada Majelis Nasional untuk karyanya dan membuat laporan. Masa jabatannya sama dengan masa jabatan  Majelis Nasional. Pada akhir masa jabatan yang terakhir ia akan terus di kantor sampai presiden baru dari Negara dipilih oleh legislatif baru.
Ø  Tugas dan wewenang (Pasal 103)
Negara Presiden memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
a.       Untuk menyebarluaskan/ menjalankan  Konstitusi, undang-undang dan keputusan-hukum;
b.      sebagai komando angkatan bersenjata dan memegang jabatan dari Ketua Pertahanan Nasional dan Dewan Keamanan;
c.       Untuk mengusulkan kepada Majelis Nasional untuk memilih, rilis dari tugas, keluarkan dari kantor, Wakil Presiden Negara, Perdana Menteri, Presiden Mahkamah Agung Rakyat, Kepala Kantor Rakyat Agung Pengawasan dan Pengendalian;
d.      Atas dasar resolusi (usulan) Majelis Nasional, untuk menunjuk, rilis dari tugas atau memberhentikan Wakil Perdana Menteri, Menteri dan anggota lain dari Pemerintah;
e.       Atas dasar resolusi (usulan) Majelis Nasional atau Komite Tetap untuk memberitakan keadaan perang; untuk menyatakan amnesti;
f.       Atas dasar keputusan Komite Tetap Majelis Nasional, untuk mengeluarkan perintah mobilisasi umum atau mobilisasi terbatas, untuk menyatakan keadaan darurat; dalam kasus di mana Komite Tetap Majelis Nasional tidak dapat memenuhi, untuk menyatakan keadaan darurat nasional atau di suatu daerah;
g.      Mengangkat, rilis dari tugas, mengabaikan Wakil Presiden dan hakim dari Rakyat Mahkamah Agung, Wakil Kepala dan anggota Kantor Rakyat Agung Pengawasan dan Pengendalian;
h.      Untuk memutuskan penganugerahan gelar dan peringkat pada perwira senior orang angkatan bersenjata, judul duta besar dan pangkat dan judul Negara dan jajaran di domain lainnya; untuk memutuskan pemberian medali, lencana, hadiah Negara dan kehormatan Negara dan perbedaan;
i.        Mengangkat dan mengingat duta Vietnam luar biasa dan berkuasa penuh; menerima duta besar asing yang luar biasa dan berkuasa penuh; untuk berunding dan menutup perjanjian internasional atas nama Negara Republik Sosialis Vietnam dengan kepala negara lain; untuk menyampaikan kepada Majelis Nasional untuk perjanjian internasional diratifikasi langsung ditandatangani oleh dia /; untuk memutuskan ratifikasi, atau aksesi perjanjian internasional, kecuali mereka harus diserahkan kepada Majelis Nasional untuk keputusan;
j.        Untuk memberikan kewarganegaraan Vietnam, rilis dari kebangsaan Vietnam, atau menghilangkan kebangsaan Vietnam;

6.      Wakil Presiden (Pasal 107)

Wakil Presiden  dipilih oleh Majelis Nasional dari antara para anggotanya,  Ia akan membantu Presiden Negara di pelaksanaan tugas dan dapat didelegasikan oleh dia untuk melakukan tugas tertentu. Wakil presiden mempunyai kekuasaan  Ketika Presiden Negara yang lumpuh untuk bekerja selama periode waktu yang panjang, Wakil Presiden akan bertindak sebagai Presiden. Dan juga dalam hal kekosongan Negara Kepresidenan, Wakil Presiden akan bertindak Presiden sampai pemilihan presiden baru oleh Majelis Nasional.

7.      Pertahanan Nasional dan Dewan Keamanan (Pasal 104)

Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan anggota lain. Untuk keangotaan Pertahanan dan dewan keamanan Presiden mengajukan daftar anggota Pertahanan Nasional dan Dewan Keamanan dengan persetujuan Majelis Nasional. Anggota Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional tidak akan selalu menjadi anggota Majelis Nasional.  Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional akan memobilisasi semua kekuatan dan potensi yang dimiliki negara untuk pertahanan nasional. Dalam hal perang Majelis Nasional dapat mempercayakan Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional dengan tugas khusus dan kekuasaan. Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional akan beroperasi sebagai collegium dan mengambil keputusan dengan suara mayoritas.

8.      Perdana Mentri (Pasal 110)

Perdana Mentri merupakan roda yang menjalakan kebijakan dan program pemerintah.  Perdana Menteri bertanggung jawab kepada Majelis Nasional dan akan membuat laporan kepada Majelis Nasional, Komite Tetap, dan Presiden Negara. Perdana mentri memiliki wakil untuk membantu Perdana Menteri dalam pelaksanaan tugasnya, seperti yang dipersyaratkan oleh perdana mentri.
Ø  Tugas dan Wewenang Perdana Mentri (Pasal 114)
Perdana Menteri memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
a.       Untuk mengarahkan pekerjaan pemerintah, para anggota Pemerintah, Rakyat Dewan di semua tingkatan; pertemuan kursi Kabinet;
b.      Untuk mengusulkan Majelis Nasional untuk membentuk atau membubarkan kementerian dan lembaga setingkat menteri; dan meminta persetujuan Majelis Nasional dalam pengankatan dan pemecatan Wakil Perdana Menri, Mentri dan anggota pemerintah lainnya.
c.       Untuk menangguhkan atau membatalkan keputusan, arahan dan surat edaran dari Menteri Kabinet dan anggota pemerintah lainnya, keputusan dan arahan dari Dewan Rakyat dan Ketua Komite Rakyat provinsi dan kota di bawah pemerintahan pusat langsung yang bertentangan dengan Konstitusi, hukum, dan dokumen tertulis formal lainnya.
d.      Untuk menangguhkan pelaksanaan resolusi Dewan Rakyat provinsi dan kota-kota di bawah pemerintahan pusat langsung yang bertentangan dengan Konstitusi, hukum, dan perintah resmi tertulis dari organ Negara unggul; pada saat yang sama untuk mengusulkan kepada Komite Tetap Majelis Nasional untuk membatalkan mereka;
e.       Untuk membuat laporan berkala kepada masyarakat melalui media massa tentang isu-isu utama yang harus diselesaikan oleh Pemerintah.
f.       Mahkamah Agung Rakyat (Pasal 126)
Mahkamah Agung Rakyat adalah pengadilan rakyat tertinggi yang bertanggung jawab kepada Majelis Nasional. Pengadilan Rakyat dan Kantor Rakyat Pengawasan dan Pengendalian untuk, dalam batas-batas fungsi mereka, menjaga legalitas sosialis, rezim sosialis dan penguasaan rakyat, milik Negara dan kolektif, kehidupan, properti, kebebasan, kehormatan dan martabat warga negara. Berdasarkan  Pasal 127 mengatakan bahwa Mahkamah Agung Rakyat, Rakyat Pengadilan setempat, Pengadilan Militer dan Pengadilan lain yang dibentuk oleh hukum adalah organ peradilan Republik Sosialis Vietnam. Masa jabatan Pengadilan Rakyat Agung harus sama seperti yang dilakukan oleh Majelis Nasional

C. SISTEM PEMILU NEGARA VIETNAM

Presiden dipilih oleh NA dari antara anggotanya sendiri untuk masa tugas 5 tahun  dan Pasal 6 undang-undang negara ini menyebutkan bahwa "Rakyat mempergunakan kekuasaan negara melalui wakilnya di Majelis Permusyawaratan dan Dewan Perwakilan Rakyat, nan bertugas mewakili keinginan dan aspirasi rakyat. Para wakil rakyat ini dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat."
Anggota Majelis Permusyawaratan Vietnam dipilih langsung melalui sebuah pemungutan suara demokratis seperti di Indonesia. Semua warga negara nan sudah berusia 18 tahun atau lebih, apa pun etnisnya, jenis kelaminnya, kelas sosialnya, agama dan kepercayan, taraf pendidikan, serta pekerjaannya berhak menggunakan hak pilih. Adapun orang-orang nan tak dapat menggunakan hak pilih ialah mereka nan tak waras dan mereka nan hak memilihnya dicabut secara hukum. Masyarakat berusia di atas 21 tahun berhak mencalonkan diri sebagai kandidat dalam pemilu.Tiga forum pemilihan generik telah didirikan buat mengelola pemilihan. Di taraf pusat terdapat Dewan Pemilu, di taraf provinsi dan kota terdapat Komite Pemilu, nan bertanggung jawab mengelola jalannya pemilihan umum. Ada juga Komisi Pemilu nan bertanggung jawab mengawasi jumlah orang nan menggunakan jumlah suaranya.
Kini, terdapat 500 anggota Majelis Permusyawaratan pada sistem pemerintahan Vietnam yang terpilih melalui pemilihan parlemen tahun 2011. Mereka akan bertugas selama 5 tahun. terlepas dari kritikan para pihak asing, sangat jelas terlihat bahwa Majelis Permusyawaratan menjadi lebih berkuasa di tahun-tahun belakangan ini. Pemilu 2011 syahdan dilaksanakan dengan cara nan adil, absah secara hukum, dan demokratis sehingga dapat dianggap sukses. 62 juta rakyat (sekitar 99,51%) menggunakan hak pilihnya.[1] Vietnam menggelar pemilu setiap lima tahun sekali yang diawali dengan pelaksanaan kongres partai pada Januari. Kongres ini untuk menentukan posisi kepemimpinan utama partai dan sebagai wadah untuk mendiskusikan strategi ekonomi sosial negara pada dekade ke depan. Adapun parlemen, setelah anggotanya terpilih, bertugas mengesahkan pemerintah baru.

D. SISTEM PEREKONOMIAN VIETNAM
            Profil Ekonomi
Perang Vietnam sangat menghancurkan bagi perekonomian Vietnam. Pada saat pengambilalihan kekuatan, pemerintah menciptakan sebuah ekonomi terencana, mirip apa yang dilakukan Indonesia di zaman Orde Baru lewat Rencana Pembangunan Lima Tahun. Kolektivisasi pertanian, pabrik-pabrik dan modal ekonomi diterapkan, dan jutaan orang diperkerjakan pada program-program pemerintah. Untuk beberapa dekade, ekonomi Vietnam terganggu oleh ketidak efisien-an dan korupsi dalam program-program negara, kualitas buruk dan di bawah target produksi dan pembatasan pada kegiatan perekonomian dan perdagangan. Vietnam juga menderita akibat embargo perdagangan oleh Amerika Serikat dan kebanyakan negara-negara Eropa setelah Perang Vietnam. Setelah itu, partner-partner perdagangan dengan blok-blok Komunis mulai surut.
Pada 1986, Kongres Partai Keenam memperkenalkan reformasi ekonomi penting dengan elemen-elemen ekonomi pasar sebagai bagian dari paket reformasi ekonomi luas yang disebut Doi Moi (Renovasi). Reformasi yang dibuat pemerintah Vietnam atau Doi Moi merubah kebijakan pemerintah Vietnam dimana Vietnam memiliki ekonomi terbuka yang dimulai dari dibukanya jalur investasi asing karena melalui keterbukaan ekonomi ini akan memberi jalan untuk memperkuat ekonomi dan pertahanannya. Pemerintah Vietnam juga menarik investasi asing kedalam negeri (Yekti Maunati,2008:158:170).
Kepemilikan swasta digenjot dalam bidang industri, perdagangan dan pertanian. Dalam satu pihak, Vietnam berhasil mencapai pertumbuhan GDP tahunan sebesar 8% dari tahun 1990 hingga 1997 dan berlanjut sekitar 7% dari tahun 2000 hingga 2005, membuat Vietnam sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat kedua di dunia. Pada saat yang bersamaan, investasi asing tumbuh tiga kali lipat dan simpanan domestik tumbuh empat kali lipat.
Reformasi Doi Moi memberikan hasil yaitu perkembangan yang sekarang disebut dengan ekonomi pasar berorientasi sosialis dimana negara memainkan peran penting dalam perekonomian, namun perusahaan swasta dan koperasi memiliki peran tersendiri dalam produksi komoditas. Dalam kebijakan Doi Moi ini perusahaan swasta diizinkan memiliki produksi komoditas. Doi Moi juga membantu Vietnam membangun hubungan diplomatik dengan negara-negara barat dan Asia Timur. Melalui perubahan kebijakan, maka dapat dilihat pengaruhnya terhadap banyaknya kerjasama yang terjalin baik sesama negara maupun organisasi. Dengan memberikan peluang bagi para investor-investor asing yang ingin menanamkan modal untuk dapat datang ke Vietnam dan menanamkan modalnya di Vietnam (Yekti Maunati,2008:158-170).
Sejak Vietnam resmi bergabung dengan ASEAN, yaitu sejak tahun 1995, Vietnam telah mengalami berbagai peningkatan yang cukup pesat dalam bidang ekonomi. Peningkatan perekonomian Vietnam dapat dilihat dari Pendapatan Nasional Bruto (PNB) Vietnam telah meningkat sebesar 7,4% setiap tahunnya pada periode 1991-2000, 2 kali lebih tinggi dari PNB pada 1990. Selain itu, juga terjadi peningkatan dalam produksi makanan di bidang pertanian Vietnam dari 249,4 kg pada 1990 menjadi 470 kg pada tahun 2003. Dulunya, Vietnam merupakan negara pengimpor beras, namun sekarang Vietnam telah berhasil menjadi negara kedua pengekspor beras terbesar di dunia.

Selama 10 tahun ke belakang, total produksi industri Vietnam telah meningkat sebanyak 12,8%-13% per tahunnya, dengan kenaikan sebesar 14,6%  pada periode 2001-2003. Total ekspor juga mengalami peningkatan yang pesat sebesar 18,2%; 5,3 kali lebih besar dibanding tahun 1990.
Dilihat dari segi struktur ekonomi, Vietnam pun telah mengalami berbagai peningkatan. Sejak tahun 1990 sampai tahun 2003, proporsi kehutanan, pertanian,dan hasil perairan di PNB menurun dari 38,7% menjadi 21,7%; sementar aproduksi industri meningkat 22,6% menjadi 40,5%. Sektor pelayanan dan jasa pun mengalami peningkatan, yaitu dari 35,7% menjadi 40,5%.
Pada 1990-an, ASEAN melakukan reformasi ekonomi di Vietnam. Hal ini telah berhasil menciptakan iklim yang baik untuk berdagang dan berinvestasi di negara tersebut. Negara-negara anggota ASEAN juga telah membantu Vietnam dalam mencari pasar dan investor baru untuk menggantikan pasar dan rekan ekonomi lama, yakni Uni Soviet dan Eropa Timur.
Di Vietnam sendiri, penanaman modal asing juga meningkat, seiring bergabungnya negara tersebut kedalam ASEAN. Pada tahun 2003, terdapat penanaman modal asing yang mencapai angka 4.204 proyek, dengan total pendapatan 40,5 milyar dolar Amerika. Hal ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, mengingat tadinya Vietnam masih merupakan negara yang tergolong miskin.
Vietnam secara umum masih tergolong negara miskin dengan GDP US$280,2 miliar (estimasi 2006). Ini menandakan kemampuan daya beli sebesar ~US$3.300 per kapita (atau US$726 per kapita berdasarkan market exchange rate). Tingkat inflasi diperkirakan 7.5% per tahun pada 2006. Daya beli publik meningkat dengan pesat. Kemiskinan, berdasarkan jumlah penduduk yang hidup dengan pendapatan di bawah $1 per hari, telah menurun secara drastis dan sekarang lebih sedikit daripada di Cina, India dan Filipina.
Sebagai hasil dari langkah-langkah reformasi tanah (land reform), Vietnam sekarang adalah produsen kacang cashew terbesar dengan pangsa 1/3 dari kebutuhan dunia dan eksportir beras kedua terbesar di dunia setelah Thailand. Vietnam memiliki persentasi tertinggi atas penggunaan lahan untuk kepentingan cocok tanam permanen, 6,93%, daripada negara-negara lain di Sub-wilayah Mekong Raya (Greater Mekong Subregion). Selain beras, kunci ekspor adalah kopi, teh, karet dan produk-produk perikanan. Tetapi, peranan pertanian terhadap pemasukan ekonomi telah berkurang, jatuh berdasarkan sumbangan terhadap GDP dari 42% pada tahun 1989 menjadi 20% pada tahun 2006, akibat dari meningkatnya produksi sektor-sektor ekonomi lainnya. Pengangguran diperkotaan meningkat terus menerus dalam beberapa tahun terakhir karena tingginya tingkat migrasi dari desa ke kota-kota, sedangkan pengangguran di pedesaan sudah mencapai level kritis. Di antara langkah-langkah lain yang diambil dalam proses transisi ke ekonomi pasar, Vietnam, pada Juli 2006 meng-update peraturan properti intelektualnya untuk mematuhi TRIPS. Vietnam diterima sebagai anggota WTO pada 7 November 2006. Partner-partner perdagangan utama Vietnam termasuk Jepang, Australia, negara-negara ASEAN, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat.
Ekonomi Vietnam tumbuh luar biasa pada 2011,  jika selama ini hanya china yang ekonominya tercepat di asia, maka ketika tahun 2011 vietnam juga menjadi yang tercepat. Saat itu kenaikan tingkat tenaga kerja di Vietnam naik lebih dari 50%.
Di tahun 2012,Perekonomian Vietnam mulai mengalami perlambatan dan harus bergulat dengan inflasi yang tinggi, inevestasi asing yang semakin merosot serta kekhawatiran pinjaman beracun. Perekonomian Vietnam juga semakin menurun karena hambatan structural yang akhirnya menyeret tingkat daya saing dan pertumbuhan ekonomi. Vietnam juga beresiko masuk kedalam jebakan pendapatan kelas menengah. Yang dimaksud jebakan pendapatan kelas menengah adalaha orang orang yang berada di tingkat pendapatan menengah (tidak masuk kategori miskin) namun akan segera menjadi miskin jika perekonomian memburuk.
Pada 2012 hanoi hanya menargetkan tingkat ekonomi 5,2% dan merupakan terendah dari 13 tahun terakhir. Selain itu investasi dari para donor sebesar 7,3 juta dolar  untuk agenda pembangunan Vietnam pada tahun 2013, Namun yang terealisasi adalah 6,5 miliar dollar. Negara donor bagi Vietnam adalah jepang yang menyumbangkan 2,6 miliar dollar, dan uni eropa yang menyediakan 963 juta dolar.
Vietnam kini telah memiliki 42 perbankan domestic. Namun kebanyakan terbebani oleh pinjaman beracun dari perusahaan perusahan Negara yang yang kurang efisien dan tidak dikelola dengan baik.
Pada tahun 2012 merupakan tahun terburuk pencapaian Vietnam. Hutang negaranya masih sebesar 50,4 persen dari GDP. Sedangkan pendapatan dengan hasil Negara juga tidak sebanding atau terjadi deficit budget. Dengan penghasilan $ 42,14 juta (2012) negara Vietnam masih melakukan pembelanjaan sebesar $47,57 juta (2012). Belanja Negara ini juga banyak dihabiskan untuk membayar hutang Negara, membayar gaji pegawai tapi sangat sedikit  digunakan untuk pembiayaan pembangunan.
Setelah mengalami tahun yang buruk pada tahun 2012, Vietnam mulai memperbaiki keadaan ekonominya pada 2013, sejumlah bantuan pada tahun 2013 mulai dimanfaatkan sehingga pada tahun 2013 vietnam menjadi nomor 7 terbik di dunia dalam hal potensi pertumbuhan ekonomi dan nomor 4 di asia pasifik (versi  perusahan hibah Thornton). Indeks keseluruhan menunjukan Vietnam berada di peringkat ke-27 secara keseluruhan dari 60 negara yang disurvi dengan skor 54 persen. Menurut grant thronton  wilayah di asia pasifik dengan indeks dinamika tinggi adalah china (62,7%), Malaysia (59,5%), korea selatan (59,5%), Thailand (56,4%), Filipina (55,7%), dan Indonesia (51,2%). Terlihat bahwa Vietnam berada di bawah Filipina dan masih berada di atas Indonesia dalam pertumbuhan indeks secara keseluruhan.

Sejarah Masuknya Vietnam ke ASEAN

Vietnam secara resmi bergabung ke dalam ASEAN sejak tahun 1995 menyusul enam negara Asia Tenggara lainnya yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam keanggotaan ASEAN. Banyak yang meragukan apakah keputusan Vietnam untuk masuk ke dalam ASEAN merupakan keputusan yang tepat karena saat itu Vietnam sedang mengalami keterpurukan yang cukup parah, yang disebabkan oleh perang Vietnam yang berkepanjangan. Terdapat pula anggapan bahwa dengan masuknya Vietnam ke dalam ASEAN akan berdampak buruk terhadap kinerja ASEAN. Hal ini disebabkan Vietnam masih dipandang sebagai negara baru yang rentan dan masih berkembang, ditambah lagi Vietnam memiliki ideologi sosial-komunis yang saat itu dipandang buruk oleh dunia. Namun, anggapan bahwa masuknya Vietnam ke dalam ASEAN akan memperburuk kinerja ASEAN tidaklah tepat. Sejak Vietnam bergabung dengan ASEAN, telah banyak kemajuan yang dicapai oleh Vietnam. Kemajuan yang dicapai oleh Vietnam antara lain kemajuan dalam bidang ekonomi, politik, maupun sosial budaya.
Bergabungnya Vietnam menjadi salah satu anggota negara ASEAN membuka peluang kerjasama bagi negara itu sendiri terkait dengan upaya menciptakan lingkungan yang damai dan aman. Dimana pada saat itu hal ini sangat diperlukan mengingat keadaan Vietnam pasca mengalami perang. Termasuk juga dalam bidang ekonomi seperti yang dilakukan negara-negara ASEAN pada tahun 1990-an, reformasi ekonomi di Vietnam telah menciptakan iklim yang baik untuk berdagang dan berinvestasi di negara tersebut yang pada saat itu Vietnam juga dibantu oleh negara-negara anggota ASEAN lainnya dalam mencari pasar dan investor baru menggantikan pasar dan kolega ekonomi lamanya yaitu Uni Soviet dan Eropa Timur.
Hal lain yang menjadi alasan Vietnam adalah karena posisinya yang berada pada perbatasan Asia Pasifik. Vietnam berharap setelah bergabung dengan ASEAN, Vietnam akan semakin mudah dalam menjalin kerjasama dengan negara-negara lain di dunia yang pada akhirnya akan membantu Vietnam dalam menjalankan kebijakan luar negerinya. Bergabungnya Vietnam menjadi salah satu anggota ASEAN juga membantu kondisi eksternal yang mendukung reformasi politik dan ekonomi meningkatkan kerjasama Vietnam dengan negara-negara lain.
HUBUNGAN EKONOMI VIETNAM DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN

1. Vietnam-Indonesia

Hubungan kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Vietnam dimulai pada tahun 1955. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Vietnam mencakup berbagai aspek, antara lain:
Ø  Hubungan di bidang Ekonomi
Hubungan kerjasama antara Indonesia dengan Vietnam didasarkan pada Persetujuan antara pemerintah RI dan Pemerintah Republik Sosialis Vietnam mengenai kerjasama ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknik yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri kedua negara pada tanggal 21 Nopember 1990, dan telah diperbaharui pada tanggal 10 Nopember 2001. Komoditi ekspor utama Indonesia-Vietnam adalah tekstil, bahan kimia, pupuk, barang dari logam tidak mulia, kertas dan barang dari kertas dan damar tiruan bahan plastik, komoditi impor utama Indonesia-Vietnam adalah minyak mentah, beras giling, makan olahan, alat listrik, gula pasir, makanan ternak dan tekstil. Hal – hal yang menghambat ekspor impor kedua negara adalah sebagai berikut:
1.      Hambatan ekspor tetap diberlakukan bagi garment oleh karena adanya pengenaan kuota dari negara pengimpor, Pada saat ini, pemerintah Vietnam sedang melakukan perudndingan untuk menghapuskan kuota. Sementara itu perbandingan antara jaminan kuota tekstil dan gartnen melalui tender terus meningkat setiap tahunnya.
2.      Adanya persepsi dari sebagian besar pengusaha Indonesia yang masih menganggap bahwa Vietnam sebagai negara yang kurang potensial dan berbisn s di Vietnam sangat sulit.
3.      Kegiatan perdagangan dan d stribusi di Vietnam hanya diperuntukkan bagi perusahaan lokal. Oleh karena itu setiap perusahaan acing yang akan menjual barang-barang produksi diluar Vietnam harus menggunakan jasa agen distributor lokal. Dalam prakteknya perusahaan asing tersebut termasuk perusahaan Indonesia sering kali menemui kesulitan dalam memilih agen yang dapat dipercaya.
4.      Hambatan perdagangan terhadap beberapa produk utama termasuk larangan bagi produk yang berbahaya seperti antara lain kimia beracun, senjata api, amunisi dll.
5.      Pemerintah Vietnam masih memberlakukan kebijaksanaan yaitu menetapakan tujuh komoditi yang memMukan lisensi perdagangan dari Kementerian Perdagangan Vietnam, yaitu antara lain; bahan bakar minyak, kaca, besi, minyak goreng, gula, sepeda motor dan kendaraan roda empat dengan 9 tempat duduk/ kursi.
6.      Indonesia harus mencantumkan label pada produk obat-obatan yang diekspor ke Vietnam.
Ø  Hubungan di bidang Politik
Hubungan politik Indonesia-Vietnam dibuka pada tingkat konsulat pada tanggal 30 Desember 1955. Pada tanggal 10 Agustus 1965 hubungan Indonesia-Vietnam ditingkatkan menjadi Kedutaan Besar, namun setelah peristiwa G-30 S / PKI, Vietnam menarik Duta Besarnya di Jakarta yang kemudian diikuti oleh Indonesia menarik Duta Besarnya di Hanoi dan pada Tahun 1973 kedua negara menempatkan kembali Duta Besanya masing-masing di Jakarta dan Hanoi. Indonesia telah membuka kembali perwakilan pada tingkat Konsulat Jenderal pada bulan Mei 1993 di Ho Chi Minh City dengan persetujuan Pemerintah Vietnam guna meningkatkan hubungan bilateral RI – Vietnam. Hubungan baik di bidang politik secara kongkrit antara lain tercermin dalam hal-hal sebagai berikut :
1.      Penghargaan oleh Vietnam terhadap bantuan beras Indonesia pada tahun 1986, sewaktu Vietnam mengalami kekurangan pangan.
2.      Dukungan Vietnam terhadap terpilihnya Indonesia sebagai Ketua NonBlok.
3.      Bantuan Indonesia didalam usaha penanganan program keluarga berencana, saran kebijaksanaan dalam bidang perminyakan, investasi, perbankan dan transpor.
4.      Dukungan Indonesia terhadap keinginan Vietnam untuk menandatangani ASEAN Treaty of Amity and Cooperation.
5.      Bantuan-bantuan Indonesia lainnya kepada Vietnam berupa training dan pengembangan sumber daya manusia.
6.      Berbagai kunjungan para pimpinan dan pejabat tinggi kedua negara yang mencapai puncaknya dengan kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto ke Vietnam pada bulan November 1990 yang dinilai oleh pihak Vietnam sebagi kunjungan bersejarah pertama tokoh non-sosialis ke Hanoi sejak tahun 1975.
7.      Kunjungan terpenting yang dilakukan Vietnam adalah kunjungan PM Vietnam yang baru, Vo Van Kiet ke Indonesia pada tanggal 24 – 27 Oktober 1991
Ø  Hubungan di bidang Pertanian
Dasar kerjasama Indonesia-Vietnam di sektor pertanian yaitu telah ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MOU) di sektor pertanian pada tanggal 12 Desember 1992 di Hanoi dengan lebih ditekankan pada :
1.      Pertukaran tenaga ahli untuk meningkatkan teknologi dan informasi teknik pertanian.
2.      Pertukaran penelitian, training dan study banding
3.      Joint venture dalam bidang produksi, pemrosesan dan pemasaran komoditi pertanian
Pemerintah Vietnam menyatakan minalnya untuk belajar dan pengalaman Indonesia dalam bidang pembangunan pertanian pada umunya dan IPTEK pertanian, peternakan dan pertambakan udang pada khususnya, pemerintah Vietnam mengusulkan kepada pemerintah Indonesia untuk mengadakan Counter Tradel, dimana komoditi yang ditawarkan oleh pihak Vietnam adalah beras, sementara yang diharapkan dan pemerintah Indonesia adalah Pupuk
Ø  Hubungan di bidang Kesehatan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Vietnam Phan Van Khai telah menyetujui rencana kedua negara untuk memperkuat kerjasama bilateral bidang ekonomi, perdagangan dan upaya memberantas flu burung, pada tanggal 13 Desember 2005 di Kuala Lumpur, Malaysia. Selama pertemuan tersebut, kedua pemimpin juga telah menyetujui para menteri kesehatan kedua negara itu membahas langkah-langkah untuk memerangi wabah flu burung dalam bentuk kerjasama memasok vaksin anti virus. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan perlunya untuk meningkatkan kerjasama antar pengusaha dari Indonesia dan Vietnam, yang merupakan bagian dari memperluas hubungan kedua pemerintahan dan masyarakat kedua negara.
Ø  Hubungan di bidang Pertahanan dan Keamanan

Pada tanggal 27 Juni 2003 yang lalu, Vietnam dan Indonesia menandatangani kesepakatan tentang perbatasan maritim kedua negara di Laut China Selatan yang berpotensi kaya minyak setelah melalui perundingan yang berjalan selama 25 tahun. Penandatanganan itu dilakukan di Hanoi oleh Menlu Vietnam Nguyen Dy Nien dan Menlu Hassan Wirajuda. Acara itu disaksikan masing-masing kepala negara, Tran Duc Luong dan Megawati Soekarno Putri. Luong dan Megawati juga mencapai kata sepakat mengenai kerangka kerja untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang politik dan ekonomi. “Dokumen ini memberikan panduan, arahan, dan prinsip-prinsip bagi hubungan Indonesia-Vietnam di masa yang akan datang. Karena itu, kesepakatan ini sangat penting,” kata Luong. Selain itu, kedua negara juga menandatangani kesepakatan bilateral mengenai ‘kontra perdagangan’ dan ‘penghapusan visa’. Dalam acara penandatanganan yang berlangsung di Istana Presiden itu, Presiden Megawati memuji ‘Kesepakatan Perbatasan Kontinental (BLK/ Batas Landasan Kontinen)’. Perundingan untuk menentukan perbatasan itu telah dimulai sejak 1978. Wilayah yang dimasukkan di dalam perundingan itu terletak di wilayah selatan Laut China Selatan, di Uinta Semenanjung Malaysia, dan utara Pulau Kalimantan. Menyusul tercapainya kesepakatan itu, pemerintah Indonesia diperkirakan akan melanjutkan rencana eksplorasi cadangan minyak dan gas di perairan yang terletak di sekitar pulau Natuna.
Ø  Hubungan di bidang Ilmu Pengetahuan dalam Teknologi

Senin 26 Februari 2006, Menteri Negara Ristek Kusmayanto Kadiman didampingi Deputi Bidang Program RIPTEK menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Vietnam HE Mr. NGUYEN Hoang An dan Delegasi Partai Komunis Vietnam (PKV) yang dipimpin oleh Dr. Phan Tung Mau sebagai Wakil Direktur Departemen Ilmu Pengetahuan Alam, Teknologi dan Lingkungan, Komisi Pusat Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan serta 4 anggota. Kunjungan bertujuan untuk mempelajari kebijakan dan peranan Indonesia tentang masalah umum di bidang pengetahuan ilmu pegetahuan dan teknologi serta pemasaran iptek di Indonesia, baik pada lembaga pemerintah, swasta, universitas maupun LSM.
Untuk tahun-tahun mendatang, kedua negara berusaha untuk mencapai target perdagangan USD 5 miliar sebelum 2015. Harapan ini sejalan dengan kecenderungan peningkatan perdagangan bilateral, yaitu mencapai USD 4,8 miliar pada 2012 sementara pada tahun sebelumnya mencapai USD 4,7 miliar.
Banyak perusahaan Indonesia yang akan berinvestasi di Vietnam.
Misalnya dalam pembangunan infrastruktur, proyek energi maupun batubara. Juga tercapai kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama di bidang pangan dan pertanian, antara lain beras. Sementara di bidang energi, kedua negara juga sepakat saling berperan dalam membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Vietnam.

2. Vietnam-Malaysia

Hubungan diplomatik bilateral antara Malaysia dan Vietnam yang dimulai pada 31 Maret 1973 telah banyak membuka ruang dalam bidang investasi dan perdagangan bagi kedua negara dan diharapkan tumbuh lebih pesat pada masa depan. Duta Besar Malaysia ke Vietnam Datuk Azmil Mohd Zabidi mengatakan kemampuan Vietnam sebagai negara produsen bahan baku , diantaranya kopi dan beras, selain keahlian dalam bidang pembuatan , membuat nilai investasi Malaysia ke negara ini mencapai US $ 20 miliar ( RM66.55 miliar ) dalam periode 20 tahun lalu

" Ketika saya mulai bertugas di sini pada 2011 , jumlah perdagangan bilateral adalah pada US $ 6,6 miliar ( RM21.96 miliar ) hanya setahun dan saya menargetkan harus diperkembang agar kedua negara dapat menikmati manfaatnya seiring dengan hubungan erat Jakarta - Hanoi .
Keakraban kedua negara dan usaha ke arahnya berhasil meningkatkan jumlah nilai perdagangan saat investor semakin percaya pembangunan ekonomi Vietnam , membuat jumlah itu mampu melonjak sehingga lebih 50 persen yaitu lebih US $ 9 juta pada 2012 dalam waktu hanya dua tahun saja.
Lebih 400 perusahaan Malaysia mengadakan hubungan perdagangan dengan Vietnam dan banyak berinvestasi di bidang properti yang dilihat memiliki kelebihan pada masa depan. Negara dengan sekitar 90 juta penduduk ini menyediakan peluang yang besar untuk perusahaan melebarkan sayap dan meraih keuntungan jangka panjang terutama dalam properti maupun pasar produk keluaran Malaysia.
Malaysia banyak meminta tenaga kerja dari Vietnam. Sejak banyaknya kerusuhan dan masalah dengan buruh dari Indonesia, Malaysia memilih buruh dari Vietnam sebagai alternative untuk dikerjakan di kilang kilang Malaysia. Selain itu sejak pemberlakuan ekonomi terbuka di Vietnam, kilang kilang Malaysia mulai membuat anak cabangnya di Negara tersebut sehingga terjadi pertukaran buruh antara buruh yang beradadi kilang Vietnam dengan kilang yang berada di Malaysia. Kerjasama ekonomi terlihat dari banyaknya pengusaha dari Malaysia yang mulai membuka usahanya di Vietnam, seperti pengusaa Malaysia Tan Sri Vincent yang membuka hotel intercontinental Westlake di hanoi sejak 2008.
Di bidang pariwisata, wisatawan Malaysia ke Vietnam mencapai 400.000 orang dan diharapkan meningkat setiap tahun sementara wisatawan negara itu ke Malaysia sebesar lebih 200.000 orang. Kebanyakan wisatawan Malaysia terkonsentrasi ke kota Ho Chi Minh yang terletak hanya satu jam perjalanan dengan pesawat dari Jakarta . Ada yang datang balik hari semata - mata belanja dan ini menunjukkan pertanda yang baik untuk perkembangan ekonomi Vietnam bagi investor.

CARA VIETNAM MERAIH PRESTASI EKONOMI

*      Perencanaan terpusat

Perang dimasa lalu telah meluluhlantahkan perekonomian Vietnam. Ketika pengambilalihan kekuatan , ekonomi membuat sebuah ekonomi terencana  yakni dengan membuat rancangan rencana pembangunan selama lima tahun atau disebuat replita. Kolektivitas pertanian, modal, dan pertanian mulai diciptakan. Jutaan orang mulai dipekerjakan pada program-program pemerintahan. Namun untuk berapa decade program ini tidak berhasil karena terkendala oleh ketidakefisienan dan korupsi, kualitas buruk dan di bawah target produksi dan pembatasan pada kegiatan perekonomian  serta perdagangan.

*      Penataan baru (doi moi)

Vietnam memulai pembahruan ekonominya pada tahun 1986. Kongres partai yang keeenam memperkenalkan reformasi ekonomi penting dengan elemen-elemen ekonomi pasar sebagai paket reformasi ekonomi yang luas yang disebut doi moi. (pembahruan). Beralih dari system ekonomi perencanaan terpusat dengan dengan subsidi Negara ke ekonomi pasar yang berorientasi sosialis dengan menerapkan industrialisasi, modernisasi Negara, pembangunan multilateral dan diversifikasi  hubungan eksternal ekonomi untuk kebijakan pintu terbuka, integrasi dunia. Doi Moi merupakan reformasi ekonomi dari ekonomi sentralis ke ekonomi pasar  yang berorientasi sosialis. Semenjak adanya doi moi, ekonomi Vietnam mengalami kemajuan yang luar biasa, geliat pembangunannya sangat bagus dan prospek ekonominya sangat bagus. Vietnam banyak belajar dari china yang merupakan salah satu tetangganya dan kebetulan budaya, karakter dan etos kerja penduduk Vietnam mirip dengan china. Akhirnya Vietnam bisa keluar dari garis kemiskinan di tahun 2008 dan juga mengalami peningkatan yang pesat dalam pendapatan per kapita. Tentunya salah satu penyebabnya karena banyaknya perusahaan baru yang muncul di Vietnam

ü  MASUK KE DALAM BERBAGAI ORGANISASI DUNIA

Adanya doi moi membuat pertumbuhan ekonomi melaju sekitar 9 % setahun sejak 1993 hingga 1997. Namun pada 1997, masalah keuangan di Asia menimbulkan efek pada ekonomi Vietnam dan Vietnam mulai ikut melanjutkan kemajuan kearah ekonomi pasar bebas. pertumbuhan ekonomi pada 1997 turun menjadi 7% dan pada 1998 turun lagi menjadi  6% , dan tetap turun pada 1999 yaitu 5%. Baru pada 2000 -2004 meningkat lagi diangka 7%
Semenjak 2001, pihak berkuasa di Vietnam telah menegaskan untuk masuk ke dalam pasar bebas dan ikut dalam penyatuan antar bangsa atau kegiatan organisasi internasional. Mereka telah beralih untuk melaksanakan proses pembahruan  struktur yang diperlukan bagi memodernkan ekonomi mereka agar dapat mampu melaksanakan ekspor yang berdaya saing. Masuknya Vietnam pada ASEAN free trade area (AFTA) dan hubungan perdagangan bilateral antara Vietnam-US  pada desember 2001 telah mendorong pesat perekonomian dan perdagangan di vietnam.
Ekspor Vietnam ke amerika naik pada 2002 dan berlanjut pada 2003. Kemudian Vietnam berusaha masuk kedalam WTO . keinginan Vietnam adalah penghapusan pajak untuk textile dan pakaian (agreement on textiles and clothing) karena textile dan pakaian adalah komoditas ekspor yang utama di Vietnam.
Sejak adanya doi moi dan menerapkan implementasi kebijakan pintu terbuka, Vietnam telah menandatangani sejumlah perjanjian perdagangan dan ekonomi dengan UE (1992), bergabung dengan keanggotaan ASEAN (1995), masuk ke dalam anggota APEC (1998),  menyelesaikan pakta perdagangan  bilateral antara Vietnam dengan amerika serikat (2001), ikut dalam AFTA yang merupakan perjanjian perdagangan bebas antar sesame Negara ASEAN (2001),  masuk ke dalam anggota WTO sebagai anggota ke 150 organisasi dengan pengakuan resmi pada tanggal 11 januari 2007.

*      Perbaikan Irigasi

Vietnam adalah salah satu eksportir beras terbesar sejak akhir 1980-an dan awal 1990-an. Sebelumnya untuk reformasi Doi Moi dimulai pada tahun 1986 , negara itu tergantung pada impor bersih beras . Setelah mengubah kebijakan dan membuka pasar , Vietnam akhirnya mampu menghasilkan devisa dalam tahun-tahun ini karena memperoleh kekuatan finansial . Saat ini, pertanian beririgasi adalah penyumbang pengguna air terbesar dan meskipun negara ini berkembang sangat cepat , pertanian yang diperkirakan tumbuh moderat tetap menjadi bagian penting di Vietnam.
Pergeseran pertanian dari produksi mandiri sistem lahan pertanian yang sangat intensif karena terjadi  investasi Pemerintah Vietnam 125 triliun VND  untuk infrastruktur irigasi selama empat dekade terakhir . Konstruksi yang dibangun selama  beberapa waktu mencakup sekitar 100 besar karya hidrolik dengan skala menengah . Selain itu, ada lebih dari 8000 sistem irigasi lainnya (misalnya waduk , bendung , irigasi dan drainase gerbang dan stasiun pompa ) . Bentuk irigasi utama yang digunakan adalah irigasi sawah. irigasi gravitasi secara luas didistribusikan di wilayah Mekong , di Utara Tengah dan daerah pesisir ( 3/5 dari skema irigasi total) . Irigasi memanfaatkan pompa ( listrik atau dengan mesin minyak ) terutama terletak di daerah delta ( ~ 2/3 dari total) . Bentuk irigasi lainnya bersifat informal ( non -pemerintah ) sistem seperti pompa swasta kecil atau pengalihan gravitasi kecil. Investasi lain yang dibuat oleh donor asing , baik investasi asing maupun internal cenderung berkonsentrasi pada peningkatan dan rehabilitasi. Irigasi di Vietnam merupakan komponen penting bagi petani untuk mencari pendapatan. pada awal abad ke-21 kebijakan transfer manajemen irigasi menyebabkan pembentukan asosiasi pengguna air ( APA) dan pengembangan pengelolaan irigasi partisipatif ( PIM ) . Dalam proses desentralisasi, WUA mendapatkan tanggung jawab untuk komune dan kanal cabang antar - komune dan struktur sementara PIM telah diperkenalkan pada 15-20 provinsi hanya didukung oleh donor internasional .
Menurut Legislasi Vietnam , seluruh penduduk memiliki sumber daya air secara tunggal dan organisasi  adalah sah secara hukum dan diperbolehkan untuk menggunakannya dalam rangka untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan produksi . Selain itu , mereka diwajibkan untuk mengurus penggunaan air yang bertanggung jawab dan yang seharusnya melindungi semua sumber daya air . Namun demikian , pengelolaan sumber daya air secara seragam diselenggarakan oleh negara . Kerangka hukum tentang pengelolaan sumber daya air secara umum dan kerangka irigasi yang cukup rumit  . Terutama , ada dua dokumen yang menyediakan aturan dan peraturan untuk penggunaan sumber daya air untuk irigasi . Ini adalah Undang-Undang Sumber Daya Air ( dari tahun 1998 ) dan UU tanah ( diganti 1993 ) .

*      Menurunkan suku bunga

Pada 2012 sempat terjadi perlambatan ekonomi di Vietnam, terendah selama 13 tahun terakhir. Untuk mengatasi hal ini, pada bulan mei 2013 pemerintah untuk kedelapan kalinya  dalam lebih satu tahun dalam usaha memacu pinjaman dan meningkatkan konsumsi agar pertumbuhan ekonomi dapat lebih stabil dan sesuai yang diharapkan.
McKinsey Global Institute (MGI) mengidentifikasikan langkah-langkah baru yang bisa meningkatkan kinerja ekonomi Vietnam yaitu :
a)      Menstabilkan lingkungan ekonomi makro untuk mengatasi kekhawatiran investor tentang inflasi, ketidakstabilan mata uang dan kenaikan suku bunga tindakan dapat mencakup transparansi yang lebih besar dan pemantauan kinerja bank dan risiko sistemik.
b)      penguatan produktivitas dan pertumbuhan yang signifikan untuk meningkatkan daya saing, tindakan dapat mencakup pembangunan infrastruktur jangka pajang, berfokus paa kebutuhan sector swasta dan menangani kekurangan tenaga kerja yang berkualitas melalui standar umum untuk public dan lembaga swasta pendiidkan dan sertifikasi bagi kelulusan.
c)      Membentuk indutri spesifik dan terkoordinasi dengan agenda pertumbuhan pemerintah dengan menargetkan investasi untuk meningkatakan produktivitas pertanian, memberikan nilai tambah dalam bidang manufaktur dan mengefisienkan penggunaan energy. Vietnam dapat membangun  lingkungan industri pada rumah tangga,  dengan meningkatkan sector kompetisi domestic  dan membantu industri tersebut. Sector layanan jasa lepas pantai,  outsourcing, dan teknologi informatika nampaknya merupakan suatu          program yang perlu diperluas untuk lulusan universitas dari Vietnam.
d)     Pemerintah harus terus menyesuaikan perannya dalam perekonomian dan memperkuat efektefitas organisasi dan pengiriman ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan reformasi karena badan usaha milik Negara (BUMN) masih memegang peranan yang besar, terhitung sekitar 40%dari ouput negaranya. Laporan ini  menunjukan bahwa  reformasi lanjutan masih diperlukan dari pengelolaan dan insentif bagi perusahaan-perusahaan ini untuk pertumbuhan jangka panjang. Karena kebutuhan akan meningkatkan efisiensi modal dari keseluruhan operasi BUMN

 POLITIK  LUAR  NEGERI  VIETNAM
Berakhirnya perang dingin ikut membentuk politik luar negeri Vietnam yang lebih pragmatis dibanding era sebelumnya Elit Vietnam mulai terbuka mengakui realitas bayang berkembang di seluruh dunia Mereka berpendapat bahwa dunia mulai menjadika ekonomi sebagai tolak ukur keberhasilan suatu bangsa,Oleh karena itu, perang bukan lagi sarana yang diperlukan bagi negara untuk mencapai tujuannya khususnya untuk mencapaikesejahteraan rakyat
Faktor eksternal  :
Diantara faktor eksternal yang paling menentukan politik luar negeri Vietnama dalah faktor Cina Posisi Cina yang sedemikian dekat dengan Vietnam membuat negeri ini senantiasa mencemaskan kemungkinan invervensi Cina ke dalam negerinya Disamping itu pantaitimurnya yang berbentuk S membentang sepanjang 3000 km yang berhadapan langsung  dengankepulauan Spratly merupakan kawasan yang dianggap peka terhadap invasi dari luar Kawasaninilah yang sangat potensial menciptakan konflik antara Vietnam dan Cina
Sebagai contoh, tahun1994 Cina telah memberikan konsesi pada sebuah perusahaan Amerika, Crestone EnergyCorporation untuk menambang minyak disebelah barat kepulauan Spratly Sebaliknya Vietnam pada 1996 juga telah menyewakan dua blok wilayah air di kawasan yang sama kepada Connoco,anak perusahaan Amerika, Dupont  Sumber konflik lain adalah perdagangan lintas perbatasan yang semakin meningkat sejak dibuka pada akhir 1988 Hubungan dagang ini disatu pihak menguntungkan Vietnam karenamempermudah konsumen dalam negeri mendapatkan barang-barang konsumen dari Cina Namun pada di sisi lain Vietnam tidak mampu mengurangi defisit perdagangannya dengan Cina Olehkarena itu, sekalipun hubungan kedua negara berjalan normal, Cina tampaknya akan tetapdipandang sebagai ancaman bagi masa depan keamanan Vietnam Untuk mengurangi tingkatkecemasan terhadap negara tetangga yang jauh lebih kuat dan perkasa ini Vietnam tidak ragu untuk melakukan penambangan minyak di kawasan Spratly sebagaimana disebutkan diatas Konsesiyang diberikan Vietnam mengandung pertimbangan keamanan, yaitu, melibatkan Amerika dalammenghadapi Cina yang lebih besar dan kuat Pelibatan faktor Amerika ini menjadi penting sejak Rusia meninggalkan basis militernya di Cam Ranh Bay, walaupun masih menyisakan kekuatanterbatas Angkatan Laut AS sendiri memang kemudian rajin melakukan kunjungan ke berbagainegara di kawasan ASEAN untuk memperkuat posisinya di kawasan ASEAN yang sempatditinggalkan sejak berkahirnya perang Vietnam.
Faktor Internal :
Faktor internal juga memainkan peran penting dalam pembuatan politik luar negeri Vietnam. Faktor internal ini sangat menonjol perannya terutama dalam penciptaan stabilitasdalam negeri Tanpa terbentuknya stabilitas dalam negeri tidak mudah bagi Vietnam menjalankanagenda politik luar negeri mereka Oleh karena itu, pemerintah Vietnam menekankan pentingnya keamanan dalam negeri dalam segenap aspeknya Walaupun demikian sejak agendarenvoasi dicanangkan tahun 1986 pemerintah Vietnam secara bertahap mengurangi cengkeraman politik mereka terhadap warga negaranya sendiri Sekalipun demikian, konsepsi ancaman dalamnegeri mengalami transformasi sejalan dengan implementasi kebijakan pintu terbuka Ancaman militer bukan lagi ancaman utama, sebaliknya ancaman non militer mulai berkembang danditerima sebagai salah satu bentuk ancaman yang perlu mendapat perhatian penuh Ancaman terhadap stabilitas tersebut berupa korupsi yang merajalela di kalangan elit  politik Pemerintahan Republik Sosialis Vietnam tidak mampu mengatasinya. Ancaman lain adalah penyelundupan, kemiskinan yang menyebar luas, serta ketidak mampuan pemerintahmencegah Vietnam sebagai tempat pembuangan sampah dari negara lain Persoalan lain yang menghadang Vietnam berasal dari umat Buddha Walaupun mayoritas penduduk Vietnam beragama Buddha, banyaknya organisasi Buddha menimbulkan persoalantersendiri bagi pemerintah sosialis Vietnam Persoalan tersendiri bagi pemerintah sosialisVietnam Persatuan Vihara Buddha Vietnam (UBCV) dikenal kritis dan memiliki jaringankerjasama dengan aktifis Vietnam di luar negeri dan organisasi hak azasi manusiainternasional Mereka menuntut kebebasan beragama yang lebih luas Pemerintah Vietnam menanggapi demonstrasi besar-besaran yang digelar UBCV tahun 1995 dengan menangkap tokoh-tokoh sentralnya Disamping itu, terdapat juga peningkatan angka pengangguran, jumlah orang  yang tidak memiliki tempat tinggal, ketergantungan pada obat, pelacuran, kenakalan remaja,memburuknya situasi di pedesaan
Sosialisme Vietnam tampaknya harus menghadapi persoalan- persoalan sosial ini sebagai salah satu ancaman potensial bagi kelangsungannya sebagai negarakomunis di Asia Tenggara . Lemahnya institusi politik, hukum, dan ekonomi di tengah kekuasaan partai komunis membuat pelayanan yang diberikan pemerintah terhadap rakyat menjaditerbatas Ketidakpastian hukum sering menciptakan kondisi dimana elit melakukan penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan personal Kondisi inilah yang menggambarkanancaman baru bagi pelaksanaan politik luar negeri Vietnam paska Perang Dingin Invasi Vietnam ke Kamboja 1977-1991 menguras energi politik dan ekonomi utama Republik Sosialis tersebut  Paska invasi Vietnam mulai menyadari cara berpikir yang lebih realistismenghadapi kenyataan regional dan internasional yang sedemikian kompleks dan menantang Kondisi ini memaksa pemerintahan sosialis Vietnam untuk segera memupuk hubungan dengan ASEAN yang secara geografis paling dekat dan memang merupakan kumpulandari negara-negara yang sedang menuju ke kemakmuran Usaha keras ini memang ada hasilnyadan pada 1995 ASEAN menerima keanggotaan Vietnam Sudah barang tentu sebagai negara sosialis yang membutuhkan bantuan asing Vietnam menjadikan Amerika, negara yang pernah dikalahkannya dalam perang Vietnam, sebagai harapan utama guna memperbaiki perekonomiannya sejak 1995 hubungan kedua negara mulai membaik danVietnam pun membantu mencari dan menemukan orang-orang Amerika yang terlibat dalam peperangan (missing in action) Tahun 2000 merupakan salah satu puncak keberhasilan politik luar negeri Vietnam saat presiden Clinton melakukan kunjungan resmi ke Vietnam Hubungan Vietnam dengan negara-negara komunis terkemuka juga kembali membaik walaupunVietnam tak selalu dapat berharap banyak dari sesama negara komunis Rusia, misalnya, sekalipun berharap untuk tetap memelihara hubungan dengan Vietnam dan masih berhak menggunakan pangkalan militernya hingga 2004, perekonomian Rusia dewasa ini tidaklah sesehat sebagaimana pada era Perang Dingin Salah satu isu politik luar negeri utama sesudah berakhirnya kolonisasiKamboja adalah prospek hubungan Vietnam-Cina Sebagai negara yang berbatasan langsungdengan Cina selama ratusan tahun, Vietnam dipersepsikan sebagai ancaman utama dari utara Isuyang mencuat dari hubungan kedua negara adalah perbatasan langsung sepanjang 750 mil, perdagangan lintas batas, kepulauan Paracel yang diduduki Cina, dan konflik atas kawasan di Laut Cina Selatan Sejak 2005 Cina sudah mulai mengaktifkan kegiatannya di beberapa wilayah yang masih masuk dalam kategori “Wilayah Sengketa (Dispute Territory) yang berada di Laut Cina Selatan Secaraterencana memperbanyak jumlah kapal penangkapan ikan dan kapal-kapal Angkatan Lautnya di Teluk Tonkin, Pulau Paracel serta Kepulauan Spratly Di wilayah-wilayah yang masih menjadisengketa berbagai negara tersebut, terungkap bahwa Cina telah memprakarsai didirikannya bangunan-bangunan dan gedung-gedung baru di pulau-pulau sengketa tersebut Pemerintah Cina secara sepihak malah telah merebut beberapa pulau baru dan bahkan mendorongwarga Cina di wilayah sengketa untuk mendiami dan menghuni secara permanent wilayah-wilayahsengketa tersebut Para analis intelijen strategis berpendapat bahwa dibaca bahwa Cina berupayadengan sengaja dan terencana untuk memperluas perbatasan negaranya serta memperkuat posisimiliternya di wilayah sengketa yang dipandang Cina sebagai daerah strategis untuk mendukungkepentingan geopolitik dan geostrategisnya Cina diprediksi bakal terus melanjutnya proses perebutan pulau-pulau baru tersebut dengan menciptakan aksi destabilisasi di berbagai wilayahsengketa di kawasan Laut Cina Selatan Bahkan menurut salah satu sumber dari kalangan intelijen strategis menginformasikan bahwa Cinasecara bertahap besar kemungkinan akan memasukkan beberapa desa di pulau-pulau sengketatersebut ke dalam struktur administratif Provinsi Hainan Jika prediksi ini terbukti jadi kenyataandi masa depan, tak pelak lagi bakal mengobarkan perselisihan territorial antara Vietnam danCina Pakar politik Amerika Samuel Huntington telah memprediksi bahwa jika pada 2010 nantimeletus perang antara Amerika dan Cina, maka pemicunya adalah penyerbuan militer Cina keVietnam Manuver Cina yang kian agresif dan menyudutkan posisi Vietnam dalam soal Dispute Territory,hal ini akan dibaca oleh Amerika Seriakt sebagai niat Cina untuk meningkatkan eskalasi militernyadi kawasan Asia Tenggara Sehingga Amerika yang sebenarnya sudah bersiaga penuh denganArmada Ketujuhnya di Asia Pasifik, tak pelak lagi seperti mendapat dalih dan momentum untuk melakukan eskalasi militernya pada skala yang sama dengan Cina Apalagi kalau benar Cinamemang akan menggiring soal wilayah sengketa ini dengan memposisikan Vietnam pada posisiyang tersudut, maka Amerika akan melihat perkembangan ini sebagai peluang untuk merangkulVietnam sebagai sekutu strategis di Kawasan Asia Tenggara dan ASEAN pada khususnya Indikasi adanya upaya Amerika untuk merangkul Vietnam dalam suatu persekutuan di bidang pertahanan dan keamanan sebenarnya sudah terlihat sejak Oktober dan November 2007, ketikakapal militer Angkatan Laut Amerika mengunjungi pelabuhan Vietnam Bahkan pada 3-5Desember 2007,kedekatan kedua negara tersebut semakin intensif dengan kunjungan WakilSekretaris Menteri Luar Negeri Amerika bidang politik dan militer Sebagai tindak lanjut dari pertemuan penting tersebut, untuk pertama kalinya pimpinan politik Vietnam tertarik untuk mengadakan latihan militer bersama dengan AS tersebut Karena itu akan menjadi ironis ketika ditengah-tengah eratnya hubungan Cina-ASEAN, Amerika justru mendapat momentum untuk memperbesar kembali kehadiran militer dan pengaruh ekonominya di Asia Tenggara dengan dalihadanya ancaman dari Cina Sekarang ini, pemerintah Vietnam berniat merampungkan proyek pembangunan reaktor nuklir hingga tahun 2020 dan dalam hal ini beberapa perusahaan AS, Cina, Rusia, Jepang, dan KoreaSelatan, tengah bersaing untuk mengantongi tender pembangunannya Pasca runtuhnya UniSoviet, Vietnam kehilangan salah satu pendukung terbesarnya di kancah global danregional Vietnam dengan sistem pemerintah komunisnya, tidak dapat menemukan negara lainsebaik Uni Soviet untuk dijadikan sebagai pelindung dan pengayomnya Di sisi lain, Vietnam tidak dapat mengekor Cina menyusul munculnya friksi ideologis dengan pemerintah Beijing dalammasalah Laos dan Kamboja Bahkan friksi tersebut nyaris menyulut konfrontasi Vietnam tampaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk meyakinkan sekutu komunisnya,Cina, bahwa hubungan kedua negara tak akan terganggu akibat kehadiran Amerika Serikat (AS),yang sekarang telah menjalin kemitraan baru dengan AS Di masa pemerintahan Barack Obama sekarang ini Singapura, Thailand, Vietnam, Indonesia dan Filipina jauh lebih mendapatkantempat khusus dalam politik luar negeri AS Belum lagi ditambah dengan posisi Vietnamsebagai Country Coordinator  hubungan ASEAN_Cina untuk periode tahun 2009-2012  Peranlebih besar AS juga bakal menyorot isu sensitif seperti sengketa wilayah Lautan Cina Selatan,antara Vietnam, Filipina dan Cina ,Pemerintah AS juga diharapkan menahan desakan Cinaterhadap perusahaan negara adi daya itu untuk memutuskan hubungan dagangnya denganVietnam Dewasa ini, terdapat lebih dari 350 proyek Cina dengan modal lebih dari US$ 732,3 juta,yang beroperasi di 42 kota dan propinsi di negara Vietnam Fokus para investor Cina adalah di bidang industri dan pertambangan lebih dari 70% dari total proyek investasi mereka Besar kemungkinan sebagai ketua ASEAN 2010, Vietnam akan mewakili ASEAN dalam G-20nanti Vietnam berkeinginan untuk membawa Visi ASEAN menjadi Aksi ASEAN (Bring ASEANVisions to Actions Vietnam adalah negara dengan sejarah panjang perang Sementara menurut Bambang Cipto,Vietnam adalah negara Asia Tenggara yang paling ekspansionis Sebelum kedatangan negara-negara colonial dari Eropa, Vietnam menyerang kerajaan Khmer (Kamboja) Lalu setelahPerancis masuk ke wilayahnya, Vietnam memeranginya untuk dapat mempertahankanwilayahnya Setelah Perancis dan sekutu kalah untuk sementara dalam Perang Dunia II dan harusmenyerahkan Vietnam sebagai jajahan Jepang, Vietnam terus berperang dalam usahamemerdekakan diri Hingga akhirnya pada tanggal 2 September 1945, dengan dipimpin oleh HoChi Minh yang beraliran kiri, Vietnam memproklamirkan kemerdekaannya.Namun setelah merdeka Vietnam tidak berhenti berperang Perancis datang kembali ke Vietnamsetelah kekalahan Jepang di kancah global Akibatnya perang antara Perancis dan Vietnam tidak terhindarkan Pertempuran utama kemudian terjadi di Dien Bien Phu Perancis mengalamikekalahan dan bersedia berunding di Geneva. Hasil perundingan di Geneva pada 29 Juli 1954tersebut[5]mengakhiri perang Indochina Vietnam pun harus dibagi menjadi dua, yaitu VietnamUtara dengan Ibukota Hanoi, dan Vietnam Selatan yang beribukota di Saigon Vietnam Utara beraliran komunis dengan disokong Uni Soviet dan China Sementara Vietnam Selatan yang non-komunis didukung Amerika Perseteruan kembali muncul ketika ide pemilihan umum dan reunifikasi Vietnam bergulir . Vietnam Selatan dan Amerika menolak ide tersebut. Kedua Vietnam segera menjadi bidak dalam perang ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet Namun dalam perangVietnam,Amerika secara mengejutkan berhasil dikalahkan dalam perang tersebut Ini ditandaidengan disetujuinya Paris Peace Accord pada 27 Januari 1973 untuk menarik seluruh pasukanAmerika Serikat dari Vietnam Selatan.Tanpa bantuan AS, Vietnam Selatan sulit memenangi pertempuran hingga akhirnya Saigon jatuh ke tangan komunis dan berganti nama menjadi HoChi Minh City pada April 1975. Kedua negara pun akhirnya bersatu di bawah pemerintahankomunis dengan nama Republik Sosialis Vietnam pada tahun 1976. Pemimpin di Hanoi merasa bangga dengan status mereka sebagai pemenang dalam perangmelawan Amerika yang merupakan negara adidaya Merasa di atas angin mereka pun segera berekspansi ke Kamboja pada 25 Desember 1978. Alasannya adalah untuk menumbangkan rezim Pol Pot yang bertindak kejam terhadap warganya sendiri. Di Kamboja, Vietnam kemudianmendirikan rezim boneka yang dipimpin oleh Heng Samrin.Invasi tersebut menyulut serangan China yang pro kelompok Khmer Merah pada 17 Februari 1979ke Vietnam bagian Utara. Namun serangan tersebut gagal memaksa Vietnam keluar dariKamboja Akhirnya pada 16 Maret 1979, China menarik kembali pasukannya Namun China bukan satu satunya pihak yang tidak menyetujui perlakuan Vietnam terhadap Kamboja ASEANsecara resmi menyatakan penolakan terhadap kepemimpinan Heng Samrin diKamboja Negara-negara ASEAN pun turut membantu penyelesaian konflik diKamboja dengan menggelar berbagai pertemuan. Beberapa diantaranya adalah, pertemuanKuantan pada Maret 1980, Konferensi Internasional Kamboja di New York, dan Jakarta InformalMeeting I dan II pada Juli 1988 dan Februari 1989. Perdamaian yang akhirnya terwujud, juga dipicu oleh keadaan di dalam negeri Uni Soviet sebagai pendukung utama pendudukan Vietnam Michael Gorbachev yang menyadari bahwa Uni Sovietmulai mengalami kesulitan keuangan, mulai menghentikan bantuan-bantuan bagi Vietnam Hal tersebut selain membuat panik pemimpin Vietnam, juga membuat Chinamengurangi bantuannya bagi kelompok gerilyawan Khmer Merah Kedua kubu sama-samamelunak. Kemudian, Perancis juga mengakomodasi terciptanya perdamaian dengan mengadakanKonferensi Perdamaian Paris pada tanggal 30 Juli-30 Agustus 1989 dan pada 21-23 Oktober 1991[15] Pada tahun 1991 itulah, pendudukan Vietnam atas Kamboja berakhir [2]
teori  Rational Choice Theory dan The Shadow of the Future Theory  bahwa Vietnam melakukan perubahan kebijakan luar negeri lebih terbuka karena mulai bersikap pragmatis, tidak lagi berdasar pada kesamaaan ideologi dalam menjalin hubungan dengan negara lain. Faktor utama yang mempengaruhi perubahan kebijakan adalah kepentingan politik dan ekonomi dalam negeri Vietnam. Vietnam tidak ingin mengasingkan diri terhadapa perubahan konstelasi dunia dan arus globalisasi.


DAFTAR PUSTAKA


 B. Cipto,Hubungan Internasional di Asia Tenggara, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007,
B. Cipto,Hubungan Internasional di Asia Tenggara,
B. Cipto, Hubungan Internasional di Asia Tenggara Asia Maya, Perang Vietnam (online)
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?act=view&buku_id=103788&mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&typ=html




[1]http://www.binasyifa.com
[2]http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?act=view&buku_id=103788&mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&typ=html

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

politik dan pemerintahan negara thailand

politik dan pemerintahan negara filipina

sistem politik dan pemerintahan timur leste